Monday 10 August 2020

TERSERAH

Beberapa waktu yang lalu media diramaikan dengan berita “Indonesia? Terserah!” Tenaga medis telah berjuang keras demi Indonesia, tetapi banyak yang tidak peduli dengan protokol kesehatan. Hal tersebut pasti sangat menimbulkan sakit hati tenaga medis serta orang-orang yang mengharapkan agar Indonesia dapat segera bangkit dari pandemi ini bersama dengan beberapa negara lain yang sudah bangkit dengan The New Normal. COVID-19 dapat dikalahkan, tetapi kedegilan hati? Terserah!!!

Bagaimana jika TUHAN berkata, “Terserah!”? Saudara, dalam Bilangan 14 terdapat kisah di mana TUHAN seolah-olah berkata, “Terserah!” Dari 12 pengintai yang diutus Musa, hanya 2 di antaranya yang percaya bahwa TUHAN akan menyerahkan negeri yang dijanjikan-Nya kepada bangsa Israel. Mayoritas memutuskan untuk memilih seorang pemimpin baru dan kembali ke Mesir. Ketika Yosua dan Kaleb berusaha meyakinkan bangsa Israel bahwa TUHAN pasti akan menepati janji-Nya, orang banyak malah hendak melontari dua orang itu dengan batu (Bil. 14:10).

Maka TUHAN berkata kepada Musa, "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka! Aku akan memukul mereka dengan penyakit sampar dan melenyapkan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari pada mereka” (Bil. 14:11-12). TUHAN bagaikan berkata, “Terserah!” dan hendak menekan tombol reset.

Namun Musa memahami hati TUHAN sehingga dia memohon pengampunan kepada TUHAN - “Ampunilah kiranya kesalahan bangsa ini sesuai dengan kebesaran kasih setia-Mu, seperti Engkau telah mengampuni bangsa ini mulai dari Mesir sampai ke mari” (Bil. 14:19). Dan TUHAN menjawab Musa, ”Aku mengampuninya sesuai dengan permintaanmu“ (Bil. 14:20).

Namun TUHAN menegaskan bahwa mereka yang berusia 20 tahun ke atas tidak ada yang dapat memasuki Tanah Perjanjian karena ketidakpercayaan mereka. Perjalanan yang hanya membutuhkan waktu 2-4 minggu pun berubah menjadi 40 tahun. TUHAN sampai mengatakan kepada bangsa Israel yang keras hati itu, “Supaya kamu tahu rasanya” (Bil. 14:34).

Dengan teguran dari TUHAN, apakah mereka sudah menyadari kesalahan mereka? Mereka berkata, "Sekarang kita hendak maju ke negeri yang difirmankan TUHAN itu; memang kita telah berbuat dosa” (Bil. 14:40). Ya mereka menyadari, tetapi mereka kembali menyakiti hati TUHAN dengan pelangggaran berikutnya. Meskipun Musa berkata, “Janganlah maju, sebab TUHAN tidak ada di tengah-tengahmu, supaya jangan kamu dikalahkan oleh musuhmu, …sebab kamu berbalik membelakangi TUHAN, maka TUHAN tidak akan menyertai kamu” (Bil. 14:42-43). Mereka melakukan “double mistakes”. Nah, di sini TUHAN bagaikan kembali berkata, “Terserah!” karena mereka tidak mau mendengarkan perintah TUHAN, mereka diserang orang Amalek habis-habisan (Bil. 14:45). Menolak mendengarkan TUHAN adalah kebodohan. Hikmat TUHAN berkata, “Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, karena BERBAHAGIALAH mereka yang MEMELIHARA jalan-jalanku” (Amsal 8:32).

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12