Monday 10 August 2020

DARI WUHAN MENUJU DUNIA

Corona (mahkota) tiba-tiba menjadi kata yang paling banyak dibicarakan. Meskipun tidak memiliki paspor maupun visa, COVID-19 dapat dengan mudah menembus imigrasi manapun di dunia ini. Sekalipun teknologi dunia sudah sangat canggih, itupun tidak dapat menghentikan virus Corona menjadi sebuah pandemik. Dalam waktu singkat, virus Corona menjelajahi kota-kota besar dan menyebabkan berbagai landmark dunia menjadi sepi.

Di awal Desember 2019, penyakit Pneumonia mulai menyebar di Wuhan, China menemukan bahwa setiap pasien ini merupakan orang-orang yang pernah mengunjungi Huanan Haixian Pifa Shichang atau Pasar Huanan. Pemerintah China langsung menutup pasar tersebut. Pada tanggal 7 Januari, pemerintah China menyadari bahwa virus yang menyebar ini merupakan SARS C0V-2.

Pada tanggal 13 Januari 2020, Thailand melaporkan kasus pertama, diikuti oleh Jepang pada 15 Januari dan Korea Selatan pada tanggal 20 Januari. Orang yang terinfeksi mencapai 282 orang pada tanggal 20 Januari 2020, melonjak menjadi 314 orang pada tanggal 21 Januari 2020 dan 581 orang pada tanggal 23 Januari 2020. Karena penyebaran yang sangat cepat, pemerintah China mengambil langkah tegas mengunci total kota tersebut (locked-down) pada 23 Januari 2020. Pada tanggal 11 Februari, orang yang terpapar virus Corona melonjak menjadi 43.000 orang.

Pada tanggal 30 Januari, World Health Organization mengumumkan bahwa wabah virus tersebut sudah menjadi global emergency. Berbagai negara mulai melarang penerbangan dari China dan menerapkan pengetatan semua pintu masuk, terutama bandara-bandara internasional seperti memasang alat pemindai suhu dan kebijakan karantina 14 hari.

Presiden Joko Widodo mengumumkan 2 pasien pertama, kasus pertama positif Corona di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020. Dalam waktu sebulan lebih, yakni pada tanggal 12 April, orang yang terinfeksi di Indonesia menembus 3.800 dan 327 orang sudah meninggal dunia.

World Health Organization mendeklarasikan COVID-19 sebagai pandemik pada 11 Maret 2020. Pandemik tersebut memaksa dunia menghentikan banyak aktivitas, atau membatasi berbagai kegiatan yang melibatkan pertemuan fisik orang banyak.

Ketika korban berjatuhan di Wuhan, dunia mendapatkan waktu sekitar 2 bulan untuk mempersiapkan diri mencegah penyebaran virus tersebut. Pada mulanya, ketika dianjurkan untuk tidak berjabat tangan, umumnya orang-orang masih menganggap remeh metode pencegahan tersebut. Ketika dihimbau untuk mengenakan masker, pada mulanya orang-orang juga menegaskan bahwa hanya yang sakit saja yang butuh mengenakan masker. Ternyata, ada banyak orang yang menjadi pembawa virus tanpa gejala. Hal tersebut membuat penyebaran COVID-19 menjadi semakin tidak terkendali. Pada tanggal 12 April 2020, orang yang terinfeksi sudah melampaui 1,7 juta dan lebih dari 108.000 orang sudah meninggal dunia.

Seperti dalam kasus Ayub, Iblis mengira dia dapat mengalahkan dunia dengan wabah penyakit. COVID-19 melumpuhkan perekonomian dunia, tetapi kemanusiaan semakin kuat! COVID-19 merenggut banyak nyawa, tetapi cinta kasih tetap unggul! COVID-19 meningkatkan keegoisan manusia, tetapi kemurahan hati semakin meluas!

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12