Monday 10 August 2020

COVID-19 MURKA ALLAH?

Mengapa TUHAN mengizinkan wabah COVID-19 melanda dunia? Di tengah penderitaan, manusia selalu ingin mengetahui mengapa. Ayub juga ingin mengetahui mengapa dia menderita. Ayub bertanya, “Berapa besar kesalahan dan dosaku? Beritahukanlah kepadaku pelanggaran dan dosaku itu. Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu, dan menganggap aku sebagai musuh-Mu?” (Ayub 13:23-24). Namun yang menarik adalah Ayub percaya bahwa sekalipun dia tidak sembuh dari sakitnya dan meninggal dunia, dia dapat berjumpa dengan TUHAN, Penebusnya (Ayub 19:25-27).

Penderitaan di dunia mengingatkan kita akan daya rusak dosa terhadap kehidupan. Penderitaan juga mengingatkan kita akan betapa rapuh dan terbatasnya kehidupan kita. Penderitaan juga mengajarkan tentang cinta. Saya sering mengatakan bahwa kata mengasihi (疼 teng) adalah kata yang juga digunakan untuk “sakit” (疼 teng). Cinta tidak terpisah dengan rasa sakit! TUHAN menjawab pertanyaan TUHAN tentang penderitaan dengan menderita!

Apakah pandemi COVID-19 ini merupakan murka Allah, seperti yang dikatakan nabi Yesaya? “Mari bangsaku, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya, sampai amarah itu berlalu. Sebab sesungguhnya, TUHAN mau keluar dari tempat-Nya untuk menghukum penduduk bumi karena kesalahannya…” (Yes. 26:20-21).

Ketika kita mengatakan bahwa COVID-19 ini merupakan murka Allah, kita mesti menegaskan bahwa bukan berarti setiap orang yang menderita sakit atau meninggal dunia adalah orang-orang yang sangat berdosa sehingga mereka dihukum. Ketika Yesus ditanya apakah orang-orang yang mati dibunuh Pilatus atau mati ditimpa menara adalah orang-orang yang sangat berdosa, Dia menjawab, “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya….Sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara…lebih besar dosanya….Tidak! Tetapi jikalau kamu tidak bertobat…” (Luk. 13:1-5). Dengan kata lain, Yesus menegaskan bahwa orang yang menderita dan mati bukan karena mereka lebih besar dosanya, tetapi “semua orang berdosa!” Yang seharusnya menjadi perhatian setiap kita adalah pertobatan diri.

Satu hal yang pasti, TUHAN ingin kita memeriksa diri kita. “Periksalah hatimu!” (Rat. 3:39-40). “Perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup” (Ef. 5:15). “Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu dan dengarkanlah suara TUHAN” (Yer. 26:13). Kita perlu bertanya, “Sudahkah kita mengurus bumi ciptaan TUHAN ini dengan benar?” Apakah kehidupan ibadah kita sudah benar? Sudahkah kita berdoa dengan benar? Apakah prioritas kehidupan kita sudah benar?

TUHAN menjawab penderitaan dunia dengan menderita. Firman TUHAN mengatakan, Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh (Yesaya 53:4-5).

Dosa bagaikan virus yang menyebar cepat. Dosa juga bagaikan virus yang tertanam di dalam DNA kita. Dosa adalah virus yang sangat mematikan! Kristus merupakan vaksin terhadap virus dosa (Roma 6:23). Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. PERCAYAKAH ENGKAU AKAN HAL INI?” (Yoh. 11:25).

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12