Monday 2 January 2012

Persepsi & Insepsi

Setiap kita hidup dengan ide, pandangan, persepsi, konsep dan paradigma. Setiap tindakan dan keputusan kita dipengaruhi oleh ide, konsep maupun persepsi kita. Kita menanamkan sebuah ide atau persepsi di dalam pikiran kita melalui sebuah proses yang mengandung unsur ‘pengetahuan, pengalaman dan interpretasi. Misalnya seorang anak kecil yang belum mengerti akan panasnya setrika, ia menyentuhnya, maka di dalam pikirannya akan muncul pengetahuan baru yakni setrika itu panas. Pengalaman tersebut akan tertanam di dalam pikiran bawah sadarnya yang disertai dengan sebuah interpretasi yakni setrika yang digunakan oleh ibu itu panas. Maka lain kali dia tidak akan menyentuh setrika itu lagi. Katakanlah ditemukan sejenis setrika yang hanya panas di dasar dan sisinya tidak. Anak tersebut tetap tidak berani memegang setrika tersebut kecuali sang ibu memperagakannya. Perlu waktu bagi si anak untuk mengubah konsepnya ketika ibunya melakukan insepsi (menanamkan ide baru) yakni setrika jenis ini tidak panas jika disentuh. Setelah interpretasi dilakukan sedikit penyesuaian maka anak tersebut akan memberanikan diri untuk memegang setrika jenis baru yang sisinya tidak panas.

Film Inception yang diperankan Leonardo Di Caprio mengkisahkan tentang penanaman ide di dalam pikiran via mimpi. Memang ide film tersebut tidak masuk akal. Akan tetapi konsep mengenai penanaman sebuah ide di dalam diri seseorang memang benar terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Contoh terbaik adalah tentang proses perusakan kepercayaan seseorang via gosip. Ketika seseorang menggosipi sahabat Anda, dia sedang melakukan penanaman ide atau kesan buruk (bad image) mengenai sahabat Anda di dalam dirimu. Pada mulanya Anda akan menolak jika Anda memiliki kesan yang baik terhadap sahabat Anda. Tetapi jika hal ini dilakukan secara terus-menerus maka gambar diri sahabat Anda di dalam pikiran Anda akan mengalami perubahan. Jika didukung dengan beberapa pengalaman yang menimbulkan rasa kesal di dalam diri Anda maka Anda akan semakin yakin bahwa apa yang dikatakan tentang sahabat Anda itu memang benar. Kemudian Anda pun akan mengambil sikap defensif terhadap sahabat Anda dan mulai tidak menyukai dirinya.

Setiap persepsi diri kita akan sangat mempengaruhi keputusan dan tindakan kita. Persepsi akan menciptakan keyakinan kita. Hal yang paling malang di dalam hidup ini adalah memiliki persepsi yang salah. Para orang Farisi dan pemimpin-pemimpin agama mengenal Yesus sebagai manusia yang menentang TUHAN. Mereka tidak menyadari bahwa Yesus adalah gambar dari TUHAN yang tidak kelihatan. Mereka begitu membenci-Nya sehingga menyalibkan Dia. Mereka telah menyalibkan TUHAN yang mereka sembah sendiri, bukankah ini sebuah ironi? Hati yang angkuh, egoisme telah membutakan mereka. Sehingga mereka meyakinkan diri bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk TUHAN padahal mereka telah membunuh TUHAN.mereka sendiri.

Jika Anda berpersepsi bahwa Anda adalah seorang yang tidak berguna, seorang yang gagal, seorang yang malang dan seorang yang bodoh maka Anda akan terus-menerus berada di dalam keterpurukan. Persepsi Anda tentang diri Anda akan menghancurkan diri Anda sendiri. Jangan memercayai diri kita yang berada di dalam cermin (your mirrored self). Sebenarnya diri kita yang berada di dalam cermin dan di dalam foto bukanlah diri kita yang sebenarnya, melainkan hanyalah cerminan diri kita. TUHAN menciptakan diri kita dengan sangat unik yakni kita tidak dapat melihat diri kita sendiri, kita hanya bisa melihat pantulan dari diri kita (air, cermin, foto, layar dsbnya). Sebab diri kita yang sebenarnya jauh lebih berharga dan jauh lebih berpotensi daripada apa yang dapat kita lihat.

Kita harus selalu memperbaharui pikiran kita (Roma 12:2) serta mengenal TUHAN dengan benar (Efesus 1:17). Oleh sebab itu kita mesti berjaga-jaga agar tidak ditawan oleh filsafat kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan prinsip-prinsip dasar dunia ini (stoichea) (Kolose 2:8). Kita mesti berakar di dalam Kristus dan terus mendalami pengenalan kita tentang Dia. Orang yang paling berbahagia adalah orang yang mengerti isi hati TUHAN dan hidup menurut kehendak-Nya.

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12