
Naomi juga memperhatikan
kesejahteraan Rut. Ia bukan orang yang egois, ia peduli. Sepertinya Naomi
mengerti kejiwaan Boas. Apakah Naomi bisa membaca orang? Kesan yang saya dapat
dari bacaan Rut 3 adalah Naomi mampu membaca Boas dengan tepat. Naomi berkata, “Maka
ia (Boas) akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan.” (ayat 4).
Setelah Rut pulang Naomi berkata, “Duduk,
sajalah menanti, anakkku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara
itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu
pada hari ini juga” (ayat 18). Sepertinya Naomi mengerti psikologi dan
mampu membaca orang.


Lebih ekstrim lagi, setiba di
tempat pengirikan, Rut menyingkap selimut dari kaki Boas. Kata kaki “margolet” diterjemahkan sebagai “paha” di Kitab Daniel 10:6. Dan
kemudian Rut berbaring di situ. It is
insane! Orang-orang yang sangat menjunjung tinggi dan super rohani akan
mengatakan, “Oh, itu tidak benar. Itu
amoral!”
Boas terbangun dan terkejut
ternyata ada seorang wanita tidur di samping kakinya. Mungkin karena gelap, ia
tidak dapat melihat Rut dengan jelas dan bertanya “siapakah engkau ini?”. Kemudian Rut menjawab, “Aku Rut, hambamu”. Boas tidak menegur Rut dan memakinya. Kemudian
Rut berkata, “Kembangkanlah sayapmu
melindungi hambamu ini, sebab engkaulah kaum yang wajib menebus kami”. Rut
minta dinikahi dengan “levirate marriage”
(baca Ulangan 25.5-10).
Tindakan Rut merupakan tindakan
yang proaktif di dalam memperoleh cinta. Ia tidak menanti, ia tidak tinggal
diam melainkan ia berinisiatif bertindak. She
had the courage to take action! Dia memperjuangkannya. Boas tidak menolak,
sepertinya Boas juga tertarik dengan Rut, mungkin karena umurnya yang lebih tua
sehingga ia tidak percaya diri untuk berinisiatif. Saya tidak tahu, Boas
terkesen pasif dan pemalu. Boas adalah seorang gentleman. Ia meminta Rut untuk bangun pagi-pagi sebelum terang
demi melindungi reputasi Rut. Ia tidak ingin Rut menjadi bahan pembicara kota
Betlehem. Dan ia berjanji akan mengurus pernikahan ini secara legal.
Saya yakin bahkan di zaman
sekarang, tidak setiap orang dapat menerima perbuatan Rut. Pasti akan dianggap
terlalu berani, terlalu ekstrim, terlalu agresif, bodoh, tidak bermoral, aneh,
gila. Seringkali kita terjebak oleh “farisisme”, “jangan ini, tidak boleh itu”
dan meninggalkan prinsip-prinsip spiritual. Kita bersembunyi di balik “aturan”
dan meninggalkan “spirit” yang melandasi aturan. Semoga kisah cinta Rut yang
berproaktif memperoleh cinta menjadi renungan yang sangat berharga bagi setiap
kita.