Evan Almighty (2007) merupakan skuel dari film
Bruce Almighty. Di balik humor, film ini
mengandung pesan-pesan spiritual yang sangat berharga. Para kritikus mungkin
berpendapat bahwa film ini dangkal, tidak serius, terlalu berlebihan dan kekanak-kanakan
karena plotnya berfokus pada membangun bahtera menyelamatkan binatang dan
sejumlah kecil orang. Namun pesan utama film ini ada pada kata bahtera atau “ARK” atau Act of Randoms Kindness sebagai tindakan
untuk mengubah dunia. Mengubah dunia tidak dimulai dari perkara besar tetapi
dimulai dari perkara-perkara kecil yang berarti.
Film ini mendemonstrasikan dunia yang jahat
seperti yang muncul di dalam dialog Long dengan Evan. Long mengatakan bahwa
dunia ini adalah dunia anjing memakan anjing. Benar ini adalah sebuah realita
yang tidak terelakkan sehingga manusia harus memilih untuk menjadi “anjing
serigala” atau “domba”. Demi keberhasilan dan kekayaan seseorang harus menjadi
“anjing” agar memperluas kekuasaannya. Motto Long adalah memanfaatkan segala
sesuatu termasuk posisi demi meraup keuntungan yang besar. “Dominasi” yang ia
pahami bukan bersifat “bertanggungjawab” dan
“kepedulian” seperti yang diperintahkan Allah melainkan bersifat eksploitatif.
Para dualist mengatakan bahwa kita harus
mengorbankan nilai-nilai yang lebih kecil seperti “family” demi misi yang lebih
besar. Para dualist cenderung memposisikan diri dalam “either or” dan merasa tidak mungkin untuk berposisi “both and”. Dengan kata lain, jika tidak
menjadi “domba” maka jadilah “anjing” di dunia “anjing memakan anjing” atau dog eats dogs world. Apabila kita
beranjak dari posisi both and maka kita dapat memadukan “burung merpati”
(ketulusan) dengan “ular” (kecerdikan) atau mendominasi tanpa mengeksploitasi.
Evan berfantasi untuk mengubah dunia dengan
melakukan perkara besar tanpa memahami apa yang sebenarnya sedang ia kejar. Seringkali
kita juga mengejar “sukses” tanpa memahami apa yang kita maksud dengan
“sukses”. Menurut Evan, cara tebaik
untuk mengubah dunia berarti menjadi terkenal, berpengaruh, penting dan
dihargai, dihormati dan disegani. Sebagai figur publik, Evan sangat
mementingkan penampilannya. Motto politiknya adalah “change the world”. Dia cukup tergila-gila untuk dikenal, dihargai,
dihormati dan memperoleh posisi yang penting. Evan mengira ia sanggup dengan
caranya sendiri mengubah dunia. Mirip Evan, kita ingin melakukan “perkara
besar” dan mempunyai “ambisi besar” tanpa memahami apa yang kita sebenarnya
harapkan. Dan demi mencapai tujuan, kita bersedia mengorbankan apa saja
termasuk orang-orang lain. Bagi kita manusia hanyalah “barang” - apabila
diperlukan ya dipakai dan apabila belum diperlukan ya disimpan di gudang dan
apabila tidak diperlukan ya dibuang saja.
Tuhan (diperankan
Morgan Freeman) di dalam Evan Almighty mengatakan, “Whatever I do, I do because I love you” mengingatkan kita akan
kasih TUHAN kepada kita. Tuhan peduli dan mengasihi kita. Dia melakukan apa
yang baik buat kita hanya seringkali kita dikelabui oleh ego kita yang
berukuran dinosaurus “dinosaur-sized ego”
sehingga kita tidak melihat kasih Tuhan.
Berikut adalah kutipan dari film Evan Almighty “If someone prays for patient, does God
offer Him patience or give him an opportunity to be patient? If he prays for
courage, does God give him courage or the opportunity to be courageous? If
someone prays for family to be closer, does God give him the feeling to feel
warm and close or the opportunities to love one another”.
Ia
harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yoh 3.30)
He
must increase but I must decrease