Saturday, 1 September 2012

DANIEL 1 - DI TENGAH MASYARAKAT PLURAL


Nebukadnezzar, panglima kerajaan Babel juga dikenal sebagai raja pada masa tua pemerintahan raja Nabopolasar ayahnya. Nebukadnezzar kemudian menjabat resmi sebagai raja Babel setelah Nabopolasar, ayahnya wafat. Nebukadnezzar memimpin tiga kali serangan ke Yerusalem. Serangan pertama pada tahun 605 SM, menawan raja Yoyakim, membawa sebagian dari perkakas-perkasas Bait Allah beserta kaum bangsawan yang masih remaja seperti Daniel dan tiga sahabatnya (2 Taw 36.5-6). Serangan kedua pada tahun 597 SM menangkap raja Yoyakhin yang masih berumur 18 tahun dan membuang Yehezekiel (2 Taw 36.9-10). Dan Serangan ketiga pada tahun 586 SM, mengambil seluruh perkakas Bait Allah, merobohkan tembok Yerusalem dan membebaskan Yeremia dari kurungan (2 Taw 36.11-18 & Yer 40.1-6).

Dari antara orang-orang yang ditawan ke Babel terdapat beberapa orang Yehuda yakni Daniel dan ketiga sahabatnya. Mereka diharuskan menerima pendidikan Babel selama 3 tahun. Di dalam Pendidikan Persiapan Kepegawaian, mereka harus mempelajari bahasa Kasdim, sistem administrasi dan pemerintahan Babel, budaya Babel dan tata krama kerajaan. Nama-nama mereka digantikan dengan nama baru yang bernuasa Babel. Daniel (Tuhan adalah Hakim) diganti menjadi Belteshazzar (pangeran Bel), Hananiah (Yahweh Maha Pengasih) diganti menjadi Sadrach (dicerahkan oleh dewa matahari), Mishael (tiada Tuhan lain selain Yahweh) diganti menjadi Meshach (siapakah dewa Venus) dan Azariah (Yahweh menolong) diganti menjadi Abednego (hamba dewa Nebo).

Penggantian nama tidak meresahkan mereka dan mereka juga tidak menolak. Namun mereka menolak mengkonsumsi menu kerajaan. Mereka tidak menolak dengan kasar, melainkan mereka bernegosiasi dengan baik karena mereka juga peduli pada orang yang bertanggungjawab atas mereka yakni pemimpin pegawai istana Babel. Sebab apabila mereka ternyata sakit atau tampak kurang sehat, pemimpin pegawai istana bisa dihukum oleh raja Babel. Mereka memohon  untuk mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan gandum (זרען  zeraon baca Daniel 1.12) selama 10 hari dan apabila ternyata mereka tampak sehat maka mereka dapat melanjutkan diet tersebut. Yang mungkin menjadi pertanyaan kita adalah mengapa mereka menolak mengkonsumsi makanan kerajaan? Apakah karena makanan kerajaan dipersembahkan kepada dewa? Jika ya, bukankah sayur dan buah-buahan juga mungkin dipersembahkan kepada dewa? Apakah karena makanan kerajaan haram? Karena orang-orang Kasdim juga mengkonsumsi daging kuda. Atau mungkinkah karena mereka ingin bersolider dengan orang-orang lain yang nasibnya tidak sebaik mereka?

Yang pasti, mereka menolak makanan kerajaan yang lezat dan menggiurkan. Sebenarnya mereka bisa saja mengkonsumsinya, toh mereka sudah menerima perubahan nama dan Pendidikan Persiapan Kepegawaian? Bukankah TUHAN tidak peduli dan membiarkan Yerusalem hancur? Mengapa mesti tetap setia pada TUHAN atas segala sesuatu yang baru saja terjadi pada Yerusalem dan Bait Allah? Dan mengapa harus menerima pendidikan 3 tahun untuk bekerja bagi musuh mereka raja Nebukadnezzar?

Daniel dan ketiga sahabatnya memahami bahwa inilah kehendak TUHAN seperti yang telah dinubuatkan oleh nabi Yeremia (baca Yer 25:11-12 & 29.10 dan bandingkan dengan Daniel 9.24). Daniel tidak menjalani dengan pahit sebab ia memahami bahwa inilah yang memang harus terjadi sesuai dengan nubuat nabi Yeremia. Yang patut direnungkan adalah mengapa Daniel menerima pendidikan Babel termasuk budaya, pakaian dan penggantian nama namun menolak mengkonsumi makanan kerajaan? Daniel yang hidup di tengah masyarakat pluralistik, ia mengadopsi budaya setempat, mematuhi dan bekerja untuk raja Nebukadnezzar namun ia juga tetap setia dan tunduk pada Yang Mahatinggi dan peduli pada sesama.

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12