Darius, orang Media mulai
memerintah sebagai raja pada umur 62. Ia merancang sebuah sistem pemerintahan
yang bisa dikatakan sistematis dan terorganisir secara structural. Dia mengangkat 120 wakil-wakil raja atas
kerajaannya yang ditempatkan di seluruh kerajaan. 120 orang wakil raja ini
berada dibawah kepemimpinan tiga pejabat tinggi dan Daniel adalah salah satu
dari tiga orang ini. Sebuah sistem pemerintahan yang rapi secara administratif.
Perlu kita akui bahwa tidak ada sistem manajemen yang sempurna sebab setiap
sistem yang baik juga memiliki titik lemah tersendiri.
Dari tiga kepala ini,
Daniel mendapatkan perhatian khusus dari raja Darius oleh karena integritasnya.
Perhatian khusus raja menciptakan suasa persaingan yang gesit sehingga dua
pesaing Daniel berkolaborasi menyingkirkan Daniel. Tentu saja apabila mereka
berhasil menyingkirkan Daniel, mereka berdua akan bersaing untuk merebut satu
posisi kepala pejabat tertertinggi di bawah raja. Sudah lazim orang yang
bermusuhan dapat bekerjasama untuk sementara waktu demi keuntungan bersama.
Oleh karena mereka tidak mampu menemukan kesalahan Daniel maka mereka bersiasat
menyingkirkan Daniel dengan cara membuat rancangan undang-undang baru dan
mengusulkannya kepada raja. Maka mereka mengusulkan kepada raja untuk
mengeluarkan sebuah titah yakni melarang seluruh pejabat dan penduduk untuk
beribadah kepada dewa manapun selama 30 hari untuk menyatakan loyalitas mereka
kepada raja Darius.
Dalam hal ini, Darius
kurang bijak dan tidak sensitif. Ia langsung menyetujui dan menandatangani
kebijakan baru tanpa terlebih dahulu menyadari siasat jahat dari kedua orang
ini. Mengapa tidak muncul di dalam benaknya bahwa ia memiliki 3 pejabat tinggi
dan kenapa hanya dua orang ini yang mengusulkan rancangan UU baru? Dia yang
sudah mengenal baik Daniel, semestinya ia mengetahui kesetiaan Daniel kepada
TUHAN Yang Mahatinggi. Dalam hal ini raja Darius lengah dan tidak bijak.
Ketika surat perintah
diedarkan, maka orang-orang di seluruh kerajaan berhenti beribadah kepada dewa
manapun kecuali Daniel. Seperti kebiasaan Daniel selama ini, ia tidak mengubah
praktek ibadahnya yakni beribadah di lantai dua rumahnya menghadap ke arah
Yerusalem. Melihat apa yang Daniel lakukan, hati kedua orang ini dipenuhi
dengan kegirangan luar biasa. Mereka melaporkannya kepada raja dan memanfaatkan
raja untuk membunuh Daniel. Kini raja baru sadar bahwa ia telah dimanfaatkan
tetapi ia terjebak oleh titahnya sendiri. Ia terjebak oleh sistem pemerintahan
dan administrasinya sendiri. Ia sangat sedih dan sangat berharap bisa menolong
Daniel tetapi ia tidak mempunyai alasan yang valid untuk bisa melepaskan
Daniel.
Dengan sangat berat hati,
Daniel dihukum dan dibuang ke dalam gua singa yang biasanya dipersiapkan
sebagai sarana hukuman mati. Orang Media memang mempunyai kebiasaan untuk
menangkap singa. Hati raja sangat gelisah dan tidak dapat tidur pada malam itu.
Pagi-pagi sekali ia langsung bergegas mengunjungi Daniel, ia pasti sangat
berharap Daniel masih hidup. Ia pasti sangat berharap singa-singa tidak
tertarik untuk menjadikan Daniel santapan malam mereka. Dan ternyata Daniel
dalam kondisi baik-baik saja sebab TUHAN telah menutupi mulut singa-singa
sehingga mereka tidak menerkam Daniel. Nah, untungnya di dalam UU raja tidak
menitahkan bahwa orang yang ternyata tidak diterkam oleh singa tidak boleh dilepaskan.
Maka raja mengeluarkan Daniel dan hati raja yang pasti sudah sangat marah
karena merasa sudah dimanfaatkan oleh dua orang yang hendak membunuh Daniel
dengan siasat yang licik ini. Raja memerintah prajuritnya untuk menangkap kedua
orang ini beserta anggota keluarga mereka dan dilemparkan ke dalam gua singa.
Dan mereka langsung disambut singa-singa kelaparan dan segera dicerai-beraikan
oleh para raja hutan.
Maka raja pun dengan
senang hati mengangkat Daniel untuk posisi pejabat tertinggi dan mengumumkan
agar seluruh rakyatnya harus takut dan gentar pada Allah Daniel. Raja Darius
termasuk tokoh yang sangat menarik, ia cerdas tetapi tidak cerdik, teliti
tetapi tidak sensitif. Ia bisa mengatur tetapi juga mudah dimanipulasi. Ia bisa
membaca orang-orang yang baik untuk mendukung pemerintahannya tetapi ia tidak
mampu membaca orang-orang licik dan berbahaya yang berada di sisinya.