Apabila Anda memutuskan untuk
mengasihi seseorang, apa yang Anda lakukan? Apakah menjadikan diri kita dapat
dicintai (lovable) untuk memperoleh
cinta darinya? Atau menantikan cintanya siang dan malam? Tindakan Rut sangat
ekstrem apalagi di zamannya dimana wanita semestinya lebih pasif soal cinta.
Saya tidak memahami mengapa mertuanya, Naomi tidak langsung saja menemui Boas
dan membicarakan pernikahan Rut melainkan ia meminta Rut yang berproaktif
menemui Boas. Bukankah termasuk hal yang lazim di zaman dahulu kala bagi
orangtua untuk membicarakan pernikahan anaknya?
Naomi juga memperhatikan
kesejahteraan Rut. Ia bukan orang yang egois, ia peduli. Sepertinya Naomi
mengerti kejiwaan Boas. Apakah Naomi bisa membaca orang? Kesan yang saya dapat
dari bacaan Rut 3 adalah Naomi mampu membaca Boas dengan tepat. Naomi berkata, “Maka
ia (Boas) akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan.” (ayat 4).
Setelah Rut pulang Naomi berkata, “Duduk,
sajalah menanti, anakkku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara
itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu
pada hari ini juga” (ayat 18). Sepertinya Naomi mengerti psikologi dan
mampu membaca orang.
Rut berdandan dan mengenakan
pakaian terbaiknya. Selain mempertandakan tindakan untuk mengakhiri masa
perkabungannya, perbuatan Rut juga secara implisit menyatakan pentinganya
penampilan seseorang. Akan tetapi kita harus membedakan memperhatikan
penampilan karena menghargai dan mempresentasikan diri kita yang terbaik dengan
memperhatikan penampilan secara berlebihan yang bersifat narsistik. Orang
narsistik secara excessive
memperhatikan penampilan diri karena ia mengharapkan sanjungan dan sorotan.
Kehampaan dirinya (the empty-self)
memotivasi dirinya untuk menampilkan dirinya demi memenuhi kebutuhan egonya.
Memperhatikan penampilan diri secara wajar yakni mempresentasikan diri secara
serasi dan sopan sehingga memberikan kenyamanan bagi orang-orang yang
berinteraksi dengan kita merupakan hal yang berbeda. Perbedaan utama terletak
pada orientasi, yang pertama lebih bersifat narcissism
oriented sedangkan yang kedua bersifat appreciative-oriented.
Yang pertama bertujuan untuk mencapai self-aggrandizement
sedangkan yang kedua menghargai diri sendiri sebagai ciptaan yang mulia,
dengan hati yang bersyukur dan appreciative
memberikan kenyamanan bagi orang lain (tidak
ego-centris).
Tindakan Rut benar-benar sangat
ekstrim dan beresiko menjadi gossip masyarakat sekitar. Pertama, dia berangkat
di tengah malam. Yang kedua, berpakaian cantik dan memakai perfume di tengah
malam. Yang ketiga, ia berangkat ke tempat pengirikan. Tempat pengirikan
merupakan tempat kesukaan para pelacur untuk mendapatkan pelanggan di malam
hari (baca Hosea 9.1). Bukankah ini perbuatan yang sangat berani dan terkesan
“gila”? Bagaimana seandainya dilihat orang? Bukankah reputasinya akan segera
hancur? Orang-orang bijak akan menasihati Rut “Jangan lakukan itu! Biarlah mertua mu saja yang membicarakannya dengan
Boas. Kalau memang mau ketemu Boas sendiri, berangkatlah di siang hari.”
Lebih ekstrim lagi, setiba di
tempat pengirikan, Rut menyingkap selimut dari kaki Boas. Kata kaki “margolet” diterjemahkan sebagai “paha” di Kitab Daniel 10:6. Dan
kemudian Rut berbaring di situ. It is
insane! Orang-orang yang sangat menjunjung tinggi dan super rohani akan
mengatakan, “Oh, itu tidak benar. Itu
amoral!”
Boas terbangun dan terkejut
ternyata ada seorang wanita tidur di samping kakinya. Mungkin karena gelap, ia
tidak dapat melihat Rut dengan jelas dan bertanya “siapakah engkau ini?”. Kemudian Rut menjawab, “Aku Rut, hambamu”. Boas tidak menegur Rut dan memakinya. Kemudian
Rut berkata, “Kembangkanlah sayapmu
melindungi hambamu ini, sebab engkaulah kaum yang wajib menebus kami”. Rut
minta dinikahi dengan “levirate marriage”
(baca Ulangan 25.5-10).
Tindakan Rut merupakan tindakan
yang proaktif di dalam memperoleh cinta. Ia tidak menanti, ia tidak tinggal
diam melainkan ia berinisiatif bertindak. She
had the courage to take action! Dia memperjuangkannya. Boas tidak menolak,
sepertinya Boas juga tertarik dengan Rut, mungkin karena umurnya yang lebih tua
sehingga ia tidak percaya diri untuk berinisiatif. Saya tidak tahu, Boas
terkesen pasif dan pemalu. Boas adalah seorang gentleman. Ia meminta Rut untuk bangun pagi-pagi sebelum terang
demi melindungi reputasi Rut. Ia tidak ingin Rut menjadi bahan pembicara kota
Betlehem. Dan ia berjanji akan mengurus pernikahan ini secara legal.
Saya yakin bahkan di zaman
sekarang, tidak setiap orang dapat menerima perbuatan Rut. Pasti akan dianggap
terlalu berani, terlalu ekstrim, terlalu agresif, bodoh, tidak bermoral, aneh,
gila. Seringkali kita terjebak oleh “farisisme”, “jangan ini, tidak boleh itu”
dan meninggalkan prinsip-prinsip spiritual. Kita bersembunyi di balik “aturan”
dan meninggalkan “spirit” yang melandasi aturan. Semoga kisah cinta Rut yang
berproaktif memperoleh cinta menjadi renungan yang sangat berharga bagi setiap
kita.