Tuesday, 25 September 2012

DANIEL 8 - AROGANSI DAN KEKEJAMAN SI TANDUK KECIL


Penglihatan Daniel 8 ini menyebabkan Daniel jatuh sakit selama beberapa hari (ayat 27). Daniel melihat kambing jantan menabrak domba jantan dengan keras sehingga domba jantan menjadi tidak berdaya, terhempas dan kemudian diinjak-injak. Penglihatan yang tampaknya sangat sadis dan berdarah-darah. Tidak sulit untuk memahami makna dari penglihatan Daniel sebab Gabriel menjelaskan artinya. Domba jantan adalah aliansi raja-raja Media dan Persia sedangkan kambing jantan merupakan raja negeri Yunani (ayat 20).

Daniel melihat penglihatan ini pada tahun pemerintahan ketiga raja Belsyazar yakni sekitar tahun 522 SM. Diperkirakan Daniel berumur sekitar 70 tahun pada saat itu. Pada masa pemerintahan Belsyazar, raja Cyrus sedang bersiap-siap untuk menyerang Babel. Setelah kematian Nebukadnezzar, Babel terus mengalami kemunduran. Pembangunan yang dilakukan Nebukadnezzar secara besar-besar juga menyebabkan inflasi yang parah. Pada masa pemerintahan Nabonidus, ia memimpin pasukan ke Palestina dan bagian utara Arabia dan menyerahkan pemerintahan Babel kepada Belsyazar. Cyrus menyerang Babel dan menaklukkannya pada tanggal 12 Oktober 539 SM. (http://www.pre-trib.org/data/pdf/Missler-TheFallofBabylonVers.pdf akses pada tanggal 25 September 2012).

Alexander Agung, raja Yunani (kambing jantan) bergerak dengan kecepatan tinggi (tanpa menginjak bumi dalam penglihatan Daniel). Alexander lahir pada tahun 356 SM. Ia belajar dari Aristoteles. Ia menjadi raja pada umur 20 tahun. Pada umur 21 tahun ia menyerang Persia. Pada saat yang sama ia mengalahkan Asia kecil. Pada umur 25 tahun, dia menguasai Media-Persia. Pada umur 28 tahun dia menguasai seluruh Timur Tengah. Alexander menyerang kerajaan Media-Persia dengan ganas dengan tujuan untuk membalas dendam atas serangan yang pernah dilakukan oleh Media-Persia di kampung halamannya. Ketika Alexander wafat, ia meninggalkan 2 orang putra yang kemudian mati terbunuh. Kerajaannya diambil alih oleh 4 orang militer Yunani yang kemudian terpecah menjadi 4 kerajaan.

Kemudian sebuah tanduk kecil muncul dari salah satu tanduk kambing jantan. Orang ini adalah raja Antiochus IV (175-163 SM). Ia menyerang Mesir, Persia, Parthia, Armenia dan Tanah Indah (Palestina). Palestina disebut Tanah Indah (11:16, 41; Yer 3:19). Ketika Antiochus IV menyerang Yerusalem, ia membunuh 80,000 orang yang terdiri dari pria, wanita, anak-anak dan bayi. Dia juga mendirikan kuil Zeus. Dia juga melarang penyembahan terhadap Yahweh. Dia menentang Yahweh dan penyembah Yahweh. Dia membakar kitab-kitab suci dan barangsiapa ditemui memiliki kitab suci akan dihukum mati. Menurut dia, dia dan dewa-dewanya lebih hebat daripada Yahweh. Peristiwa ini terjadi selama 2300 hari yakni sekitar 6 tahun 4 bulan.

Tanduk yang kecil yang kemudian menjadi besar, menginjak-injak, menentang Panglima bala tentara, menentang ibadah kepada Yang Mahatinggi dan membinasakan orang-orang kudus. Gambaran seperti ini masih terjadi di zaman sekarang. Yakni orang-orang yang menyombongkan diri, menentang TUHAN dan melakukan tindakan kekerasan menyiksa dan melarang ibadah orang-orang kudus. “Tanduk yang kecil” ini tidak mengenal toleransi beragama oleh karena arogansinya.

“Tanduk yang kecil” juga menggambarkan orang-orang yang memperoleh kursi kekuasaan dan menjadi semakin berkuasa. Dirinya dikuasai ego untuk menjadi semakin besar dan berupaya untuk menyusahkan orang-orang kudus. Mereka menikmati penindasan pada orang-orang kudus sebab perasaan berhasil menaklukkan memuaskan ego mereka. Narsisme di dalam diri mereka haus akan pengakuan dan sanjungan. Perasaan berkuasa (sovereign) sangat penting sebab perasaan demikian menjadikan mereka semakin eksis. Mereka hidup dengan mengkonsumsi sanjungan, pengakuan, pujian dan perasaan menaklukkan yang lemah. Tanduk yang kecil meremehkan setiap orang dan menganggap hanya dirinya yang paling “superior”. Superioritas menjadi kepuasaan yang sangat menggembirakan tanduk yang kecil. Tanduk kecil menggunakan “penipuan”, membesarkan diri dalam hatinya dan membinasakan orang-orang kudus. Karena kecerdasan mereka, penipuan mereka selalu berhasil (ayat 25a). Penyiksaan tanduk kecil menyebabkan orang-orang kudus harus berdoa, “Oh TUHAN, selamatkanlah kami dari tanduk kecil. Oh, TUHAN, berapa lama lagi kami harus menderita?” Orang-orang kudus menjadi lelah dan jatuh sakit. Tetapi TUHAN berjanji bahwa tanpa perbuatan tangan manusia, tanduk kecil akan dihancurkan (ayat 25b).

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12