Nebukadnezzar, seorang raja yang sangat ditakuti
di zamannya karena kekuatan militernya. Ia juga terkenal karena taman gantung
dan dinding bentengnya yang tinggi dan tebal. Sebagai seorang penakluk, ia
mendapatkan secara paksa para orang bijak untuk melayani di dalam
pemerintahannya. Namun kehebatannya dan keberhasilannya tidak memberikan dia
rasa aman akan tetapi justru membuat dia hidup di tengah ketakutan. Ia mulai
memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan pemerintahannya. Maka TUHAN
menyatakannya kepada Nebukadnezzar melalui sebuah mimpi dan mimpi tersebut
membuat dia ketakutan sehingga ia menurunkan perintah yang sangat tidak masuk
akal yakni ia mengharuskan orang-orang bijak di kerajaannya untuk menceritakan
mimpi berikut maknanya.
Globalisasi telah mengubah tampilan dunia.
Orang-orang yang berkuasa tidak hanya raja maupun bangsawan tetapi setiap orang
berkemungkinan menjadi “Super-empowered
individual” (Thomas Friedman). Ada yang memanfaatkan system ekonomi
kapitalisme, ada yang memanfaatkan saham, ada yang memanfaatkan system politik
dan ada juga yang memanfaatkan media sosial seperti youtube. Namun rasa takut
eksistensial tetap saja menghantui para
Super-empowered individuals.
Para ahli menyatakan mereka tidak dapat
menceritakan arti mimpi kecuali raja Nebukadnezzar terlebih dahulu menceritakan
mimpinya. Sebab ia tidak mempercayai dan takut bahwa ada yang sedang merancang
sebuah rencana untuk menggeser pemerintahannya. Maka ia mengeluarkan
perintah untuk menghukum mati seluruh orang bijak beserta keluarga mereka. Daniel juga terancam oleh titah
raja maka Daniel yang masih muda segera menemui Ariok dan
menanyakan apa yang telah terjadi. Daniel tidak mau mendengar berita simpang
siur, Daniel langsung mencari informasi dari sumbernya untuk memperoleh
informasi yang akurat. Kemudian Daniel memohon waktu kepada raja dan berkumpul
bersama ketiga sahabat baiknya untuk berdoa. Kelompok doa ini pasti telah
menyentuh hati TUHAN dan TUHAN pun menyatakan mimpi berikut artinya.
Ariok yang gila hormat datang kepada raja dan
mengatakan bahwa ia telah “menemukan” seorang dari para buangan yang dapat
memenuhi permintaan raja. Padahal Ariok tidak menemukan Daniel melainkan justru
Daniel yang mencari Ariok. Kontras dengan Ariok, Daniel tidak mencari
kepentingan sendiri. Ia menyatakan dengan sangat jelas bahwa TUHAN Yang
Mahatinggi yang telah menyatakan mimpi beserta artinya kepada raja
Nebukadnezzar atas apa yang akan terjadi. Setelah mendengarkan Daniel, raja
memberikan penghargaan dan kenaikan jabatan yang sangat luar biasa kepada
Daniel. Dan Daniel tidak melupakan
kelompok doanya. Ia memohon agar raja juga menaikkan jabatan ketiga sahabatnya
maka atas rekomendasi Daniel, raja pun menaikkan jabatan ketiga sahabat Daniel.
Kekuasaan, kecanggihan teknologi (Nebukadnezzar) dan pengetahuan (para orang bijak) terbatas untuk
menjadi jaminan eksistensial maupun ketenangan jiwa seseorang. Jiwa yang tenang
dan kediaman di dalam Yang Mahatinggi merupakan solusi terbaik terhadap
kegelisahan, kekuatiran dan ketakutan. Modernisasi bagaikan pisau bermata dua –
di satu sisi meningkatkan kualitas hidup tapi di sisi lain menjadi ancaman bagi
kehidupan. Kehidupan Nebukadnezzar merupakan gambaran yang tepat untuk
menyatakan kerapuhan seseorang, sekalipun ia sangat berkuasa dan disimbolkan
sebagai kepala emas di dalam mimpinya ia masih dikuasai perasaan tidak aman
(insecure) dan rasa takut (existential dread).