Debora (berarti
lebah) terkenal sebagai nabiah yang duduk di bawah pohon korma. Apa kata
yang cocok untuk mendeskrisipsikan Debora? Tenang, bijak, solitusi, atau di dalam
bahasa Inggris “Serenity” dan “Tranquility”? Hubungan Debora dengan
TUHAN terjalin dengan baik sehingga memberikan dia keyakinan dan ketenangan di
dalam perlindungan TUHAN. Dengan bijak, ia melayani umat Israel sebagai hakim.
Ketika menghadapi ancaman serangan dari pasukan Sisera yang secara kuantitas
lebih banyak dan secara teknologi juga lebih canggih, ia sama sekali tidak goyah
dan tidak takut. Ia menghadapinya dengan penuh keyakinan.
Barak (berarti
petir) termasuk pemimpin besar yang namanya juga tercatat di kitab Ibrani
(11.32). Peristiwa ini menggambarkan Barak yang tidak berani maju apabila tidak
ditemani Debora. Mungkin karena dia tidak percaya diri dan dia tidak yakin akan
adanya penyertaan TUHAN. Tetapi dia menyadari penyertaan TUHAN pada diri Debora
sehingga ia berharap Debora turut hadir.
Peperangan melawan Sisera termasuk peperangan yang
besar sehingga juga tercatat di Mazmur 83.10. Di dalam peperangan ini, TUHAN
menggunakan strategi perang. Strategi perang yang dideploy di sini sangat menarik. TUHAN memerintah Barak untuk
meminpin 10,000 pasukan dan menunggu (ambush)
di gunung Tabor. Tindakan penyergapan (ambush)
di gunung Tabor merupakan strategi perang yang hebat yakni mengambil posisi
lebih tinggi. Strategi ini sangat ampuh untuk melawan kereta besi Sisera.
Mengambil posisi lebih tinggi juga merupakan salah satu strategi perang yang
diterapkan oleh Sun Tzi (544-496 SM), ahli strategi perang di China pada zaman
dinasti yang terkenal sebagai penulis The
Art of War. Debora akan mengumpan angkatan perang Sisera dan menuntun
mereka menuju sungai Kison.
Yang lebih menarik adalah Sisera berhasil diumpan
menuju gunung Tabor. Mengapa Sisera tidak terpikir bahwa 900 kereta besinya
tidak efektif untuk menyerang pasukan Barak yang berada di atas gunung? Mereka
juga menggunakan sungai Kison untuk menghanyutkan musuh (Hak 5.21). Saya jadi
teringat strategi perang yang digunakan Guan Yu untuk mengalahkan Cao Ren di
benteng Fan Chen (Kisah Tiga Kerajaan). Guan Yu membendung sungai di tengah
hujan deras dan kemudian membanjiri benteng Fan Chen. Apakah Barak menggunakan
strategi yang sama? Saya tidak tahu, tetapi yang jelas sungai Kison ini
dimanfaatkan untuk menghanyutkan musuh.
Mengapa Sisera tidak sadar bahwa dirinya akan
dijebak? Apakah kesombongan dia telah mengkelabui dirinya? Sebab ia telah
menindas orang Israel selama 20 tahun. Dan dia terkenal atas pasukan kereta
besinya. Jadi pada hari itu, ia dengan hati yang menggebu-gebu hendak
melenyapkan pasukan Barak. Di luar dugaannya, ia malah terjebak di sungai
Kison. Hujan yang turun pada hari itu (Hak 5.4) pasti semakin mempersulit pergerakan
kereta besi Sisera. Apalagi harus melawan pasukan Israel yang berada di atas
gunung. Maka pada hari itu, ia mengalami kekalahan yang sangat fatal sehingga
ia harus melarikan diri.
Semestinya kehormatan diperuntukkan bagi Barak,
namun karena ketidakyakinan dirinya serta spiritualitas dia yang rapuh. Spiritualitasnya
tidak memiliki fondasi yang dibangun pada hubungan yang dekat dengan TUHAN
melainkan ia lebih membangun imannya pada diri orang lain yakni Debora. Oleh
sebab itu, ia tidak dapat menyakini penyertaan TUHAN pada dirinya. Sehingga
kehormatan tersebut diberikan kepada seorang perempuan yang bernama Yael. Iman
di dalam TUHAN tidak dapat dibangun pada diri orang lain. Hubungan yang dekat
dengan TUHAN harus terjalin di dalam Dia dan bukan melalui orang lain. Hubungan
yang dekat dengan TUHAN memberikan ketenangan jiwa sehingga seseorang dapat
hidup di dalam serenity dan tranquility di tengah krisis dan badai.