Pertemuan
saya dengan seorang remaja yang mengendarai sepeda tanpa gigi, tanpa rem
menginspirasi saya untuk menonton Premium Rush. Mungkin remaja tersebut membeli
sepeda ini setelah menonton Premium Rush dan saya menemukan remaja tersebut
mempunyai potongan rambut yang mirip dengan pemeran utama di Premium Rush. Film
ini tentang para pengantar paket bersepeda di kota New York yang padat. Bagi
saya film ini bertemakan “keperluan” dan “motivasi”.
Wilee berkeperluan untuk menjalani panggilannya
untuk mengerjakan apa yang ia cintai dengan penuh tanggungjawab. Ia tidak
menyukai pekerjaan yang mengenakan stelan jas. Oleh karena hobi bersepeda maka
ia sangat mencintai pekerjaan “mengantar
paket”.
Tuan Monday, seorang polisi New York
yang suka judi dan bermasalah dengan hutangnya. Diperparah karena telah
membunuh seorang pemukul sehingga ia mesti membereskan permasalahannya dan
melunasi hutangnya maka ia menerima tawaran untuk merampas sebuah amplop yang
berisikan sebuah tanda terima.
Manny, juga seorang kurir bersepeda
berkeperluan menandingi Wille dengan berbagai cara karena merasa terkalahkan.
Oleh karena ia mencintai mantan pacar Wille membuat kemenangan mengalahkan
Wille menjadi keperluan yang diprioritaskan.
Seorang polisi bersepeda New York
berkeperluan untuk menangkap Wille yang telah membahayakan pejalan kaki.
Keperluannya adalah menegakkan hukum dengan menangkap Wille.
Pacar Wilee, yang sebenarnya masih
mencintai Wille berkeperluan untuk memberikan pertolongan kepada Wille. Sebab
ia yang memperkenalkan Wille kepada Nima untuk mengantar paketnya.
Nima berkeperluan untuk bersatu
kembali dengan anaknya dengan mengimpor anaknya ke Amerika.
Anak Nima berkeperluan untuk bertemu
dengan ibunya.
Film
ini mendemonstrasikan bagaimana “keperluan”
menciptakan “motivasi” dan kemudian
mendesak tindakan seseorang. Seseorang bisa menggunakan jabatannya untuk
mengeksploitasi orang lain demi memenuhi keperluannya. Seseorang bisa
bersembunyi dibalik hukum dan aturan demi keuntungan pribadinya. Seseorang bisa
memanipulasi aturan dan manusia demi keperluan pribadinya. Seseorang juga bisa
melanggar hukum demi keperluan pribadinya. Seseorang juga bisa bekerja keras
demi memenuhi keperluannya untuk menerapkan nilai-nilai luhur yang ia anut.
Maka “keperluan” menjadi sangat penting sehingga kita perlu bertanya, “apa yang menjadi keperluan kita?”
Apakah kita menjadikan taat kepada Allah sebagai keperluan prima? Apakah
ketulusan hati, kerendahan hati dan kebersediaan untuk melayani termasuk
keperluan prima? Keperluan prima kita akan menjadi energi pendorong kita “our driving force”. Our primary needs
matter!