Thursday, 4 October 2012

DANIEL 9-10 - DANIEL YANG TIDAK EGOSENTRIS


Sebagai seorang pejabat pemerintah, selain mengerjakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab, Daniel juga memperhatikan peristiwa-peristiwa dunia. Ia mempelajari kitab Taurat Musa (Imamat 26) dan juga kitab Yeremia (Yeremia 34.12-22) dan mengetahui bahwa apa yang bangsa Israel alami merupakan akibat dari ketidaktaatan mereka sehingga mereka harus menderita selama 70 tahun. Menyadari hal ini, Daniel memanjatkan doa memohon belas kasihan TUHAN untuk umat Israel dan di dalam doanya, Daniel memposisikan diri sebagai bagian dari komunitas. Dia tidak berdoa seolah-olah dirinya sebagai orang ketiga atau a third party melainkan ia berdoa sebagai bagian dari komunitas. Di zaman sekarang, ketika melihat gereja terpuruk, kekecewaan seringkali menjadikan orang percaya memilih untuk meninggalkan gereja. Orang Kristen zaman sekarang suka memilih untuk mengkarantina diri. Daniel bertindak sebaliknya, walaupun menyadari kesalahan Gereja di zamannya, Daniel mengharapkan pemulihan. Nah, mengapa Daniel berada di tepi sungai Tigris bersama dengan orang-orang lain? Apakah Tigris merupakan tempat mereka berkumpul dan beribadah bersama? (10.4-7)

Daniel bukan orang yang hanya mendoakan kesuksesan pribadi, pencapaian karier, kenyamanan pribadi maupun kekayaan pribadi. Khotbah-khotbah kontemporer banyak mengajarkan “Kejarlah Keberhasilan. Jadilah Sukses.”   
Namun Daniel tidak berorientasi pada kesuksesan pribadi. Daniel tampak peduli pada kesejahteraan umat TUHAN. Ia tidak narsis, tidak egosentris ia berdoa, mengakui dosa sebagai komunitas dan memohon pemulihan dari TUHAN. Padahal ia sudah memperoleh karier yang baik, hidupnya sukses, sebenarnya ia tidak perlu mempedulikan apa yang dialami oleh umat TUHAN. Mengapa harus menyusahkan diri buat orang-orang lain? Bukankah hidupnya baik-baik saja dan cukup mempedulikan hidup sendiri? Bukankah apa yang Daniel miliki diidamkan oleh banyak orang? Status, reputasi baik, kekayanan sudha diperoleh Daniel. Kita memperoleh kesan bahwa Daniel peduli pada Gereja TUHAN, ia mendambakan pemulihan.

Daniel mengenakan kain kabung, serta abu dan berpuasa. Daniel menghadap Yahweh dan berdoa. Ia tidak hidup untuk dirinya sendiri, ia peduli. Daniel merendahkan diri di hadapan TUHAN untuk memperoleh pengertian (10:12) dan ia dijuluki sebagai yang dikasihi (10:18). Bahkan sebelum Daniel berdoa, TUHAN sudah mengutus Gabriel kepada Daniel untuk memberikan respon terhadap doa Daniel (9:21). Di Daniel pasal 10, Seseorang datang kepada Daniel.  Ia berpakaian lenan, berikat pinggang emas dari ufas, wajahnya seperti cahaya kilat, matanya seperti suluh yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga, suaranya seperti gadu orang banyak. Daniel ketakutan hingga ia jatuh pingsan. Ia menyentuh Daniel dan memberdirikan Daniel dan berkata kepada Daniel, “Engkau orang yang dikasihi. Jangan takut”. TUHAN mengungkapkan rahasia atas apa yang akan terjadi kelak kepada Daniel. Dan yang sangat indah dari kehidupan Daniel adalah ia tidak hidup untuk dirinya sendiri. Ia tidak mengejar kesuksesan pribadi melainkan ia hidup bagi Yang Mahatinggi sebagai anggota Kerajaan Allah.

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12