Jesus heals Bartimus by Nicholas Poussin 1650 |
Apabila memperhatikan catatan
ketiga Injil yang menulis kegiatan Yesus pada hari yang sama, kita menemukan
bahwa Yesus menyembuhkan 4 orang buta (apabila diperhatikan dari tenses dan keterangan tempat) pada hari itu dalam perjalanan masuk dan
keluar Yeriko. Ketika Yesus hampir tiba di Yeriko, Ia menyembuhkan seorang buta
yang duduk di pinggir jalan (catatan Lukas 18.35-43). Dan ketika Yesus sedang
keluar dari Yeriko – was going out of
Jericho (catatan Markus 10.46-52), Yesus menyembuhkan seorang buta yang
bernama Bartimus di dekat gerbang kota. Kemudian sesudah Yesus keluar dari
Yeriko (had left Jericho), Yesus menyembuhkan dua orang buat lagi yang juga
duduk di pinggir jalan (catatan Matius). Dengan kata lain, ada tiga peristiwa
penyembuhan pada hari yang sama dalam perjalanan masuk-keluar Yeriko.
Pada saat Yesus menyembuhkan
orang buta pertama, Ia berkata, “Melihatlah
engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!” (Luk 18.42) (tidak ada keterangan menjamah).
Kemudian pada saat Yesus menyembuhkan orang buta kedua yang bernama Bartimus, “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan
engkau!” (Mark 10.51), (juga tidak ada keterangan menjamah). Dan pada saat Yesus
menyembuhkan dua orang buta setelah meninggalkan Yeriko, Ia menjamah mata mereka
(Mat 20.34). Persamaan dari keempat orang buta tersebut adalah mereka mengenal
Yesus sebagai anak Daud dan mereka memohon dikasihani. Dan setelah kesembuhan
mereka mengikuti Yesus.
Kehadiran Yesus di Yeriko pada
hari itu menjadi berita yang menggemparkan “hot
news”. Apa yang Yesus lakukan pasti menjadi sangat popular menurut skala
zamannya. Seperti pengaruh “gangnam style” yang menglobal di saat ini. Setiap
orang membuat versi gangnam style masing-masing – Sydney Gangnam Style,
Indonesia Gangnam Style di Bundaran Hi, Hitler Gangnam Style, Israel Gangnam
Style, Singapore Super Kancheong Style…
Mari kita memperhatikan
penyembuhan Bartimus. Dalam bahasa Aram, Bartimus berarti “anak yang tercemar”
namun dalam bahasa Yunani, Bartimus bisa diterjemahkan menjadi “anak yang
dihormati”. Nama ini menjadi ambigu karena dwi makna yang bersifat kontroversial.
Namun apabila kita memperhatikan pemulihan Bartimus maka kita tidak akan lagi
merasa nama ini adalah sebuah kejanggalan. Sebab Bartimeus tidak hanya
mengalami pemulihan pandangan tetapi ia juga mengalami pemulihan martabat. Ia
berubah dari keadaan tercemar menjadi dihormati. Transformasi terjadi di dalam
hidupnya oleh karena imannya.
Ketika ia mencari Yesus, ia
dianggap sebagai gangguan. Orang-orang menyuruhnya untuk diam. Ironisnya yang
seringkali terjadi adalah sebaliknya, orang yang mengganggu dibiarkan terus
berteriak dan yang benar-benar mencari malah disuruh diam. Ketika Yesus meminta
agar Bartimeus dipanggil, ada orang-orang baik yang memahami yang kemudian
berkata kepada Bartimeus, “Kuatkan
hati-mu, berdirilah, Ia memanggil kamu”.
Ia
melemparkan jubahnya dan segera mendapatkan Yesus. Dan berkata, “Rabuni” (yang
artinya Guru), saya ingin melihat”. Lalu Yesus berkata, ““Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Bartimus dipulihkan
oleh Kristus sebab nas mencatat, “Karena itu Ia (Yesus) sanggup juga menyelamatkan
dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup
senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka”. (Ibrani 7.25). Bartimus melihat kesempatan, ia
melihat kemungkinan, restorasi dan pembaharuan oleh sebab itu ia berteriak
lebih keras ketika orang-orang menghalangi dia. Walaupun tidak dapat melihat
tetapi pandangan hatinya tertuju pada Yesus, ia memohon untuk diperhatikan, ia memohon
untuk dilihat oleh TUHAN.
Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu
akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu. (Mazmur 34.5)