Wednesday, 12 August 2020

SETIA DALAM SITUASI SULIT

Mungkin mudah bagi kita untuk mengatakan bahwa “Allah itu baik!” dalam kondisi baik dan segala sesuatu berjalan dengan lancar. Namun untuk. tetap berpegang pada iman dan mempercayai “TUHAN itu baik” di tengah situasi sulit adalah sebuah tantangan besar. Badai kehidupan menguji fondasi iman kita. Pandemi COVID-19 menguji fondasi iman kita.

Daniel dan tiga orang sahabatnya berada dalam situasi yang sulit, baik bagi mereka sendiri, maupun bagi orangtua mereka. Mereka ditangkap dan dibawa ke Babel pada tahun 605 SM.

Nah, bayangkan dirimu sebagai seorang remaja usia 14-15 tahun ditangkap dan dibawa ke sebuah negeri yang asing bagimu. Saudara dipaksa menerima pendidikan untuk bekerja bagi raja yang telah menghancurkan kotamu dan menawanmu. Saudara harus mengadaptasi dengan budaya asing dan gaya hidup asing. Saudara dipaksa untuk bekerja bagi raja yang menangkap dirimu. Daniel dan ketiga sahabatnya menolak mengompromi iman mereka.

Namamu pun diganti oleh raja Babel yang menawanmu menjadi nama dengan nuansa budaya lokal. Raj Nebukadnezzar bisa mengganti nama mereka, tetapi tidak dapat menggantikan identitas mereka. Ketika ditawarkan hidangan makanan yang lezat dan menggiurkan, Daniel dan ketiga sahabatnya menolak. Padahal mereka dapat berpikir, “Toh, TUHAN sudah melupakan kami. Rumah TUHAN juga sudah dibakar. Kami juga sudah dibuang ke negeri asing. Nama kami juga sudah diganti, belum lagi harus beradaptasi dengan budaya dan bahasa baru. Kini hidangan makanan lezat di depan mata. Mengapa tidak kita makan saja?” Meskipun menolak hidangan raja yang lezat (yummy), Daniel dan ketiga temannya menerima sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan kemungkinan juga termasuk roti.

Alkitab mencatat bahwa mereka tidak ingin menajiskan diri mereka. Mungkin juga Daniel dan ketiga temannya tidak ingin terlalu nyaman dan lupa diri. Babel termasuk kota metropolitan pada saat itu. Sebuah kota ramai dan maju. Sebuah kota yang penuh godaan. Keputusan ini berkenan bagi TUHAN sehingga firman TUHAN mengatakan, “Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu” (Dan. 1:9).

Firman TUHAN menegaskan, “Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagi penglihatan dan mimpi” (Dan. 1:17).

Kita tidak boleh menyerahkan suasana hati kita kepada kondisi yang diperhadapkan kepada kita. Kiranya kita berakar di dalam relasi kita yang akrab dengan TUHAN. Kiranya hikmat dan kasih sayang TUHAN besertamu!

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12