Monday, 10 August 2020

BAGAIKAN SEORANG ANAK KECIL

Viona Shi berjalan di atas salju, itu merupakan pengalaman pertama dalam hidupnya. Salju yang berwarna putih sangat menarik perhatiannya. Tiba-tiba dia melihat seekor kelinci putih berukuran besar (sekitar 1 meter. tingginya). Viona merasa heran karena dia belum pernah melihat kelinci sebesar itu. Dia juga melihat banyaknya telur paskah berukuran besar. Dia baru menyadari bahwa Hari Paskah sudah dekat. Dengan penuh sukacita dia berlari bermain dengan kelinci putih besar tersebut, sambil berlari mengitari telur-telur paskah. Viona melihat Kristus tersenyum kepadanya sambil duduk di atas sebuah batu besar. Viona kecil tersenyum kembali dan dia melompat-lompat gembira bersama kelinci tersebut. Dia merasa aman di bawah pengawasan Kristus. Setelah bermain, Kristus memanggil Viona untuk membaca 1 Yohanes 3. Kemudian Kristus menyentuh kepala Viona dengan lembut sambil memberkati dirinya.

Viona membaca, “kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya” (1 Yoh. 3:2). Viona bersukacita karena firman TUHAN menegaskan bahwa dia “sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup” (1 Yoh. 3:14). Membaca ayat 17 yang berbunyi “Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?”, Viona langsung menyiapkan 5 biji telur, 1 kg beras, dan satu bungkus biskuit, lalu memesan Gofood. Ketika Ojol tiba dengan pesanan, Viona langsung menghadiahkan apa yang baru dia persiapkan kepada supir Ojol tersebut. Hati Viona dipenuhi dengan sukacita. Viona jadi mengerti mengapa dia “mempunyai keberanian percaya untuk MENDEKATI ALLAH” (1 Yoh. 3:21). Viona berdoa kiranya TUHAN memelihara setiap orang terutama pada masa yang sulit ini. Viona percaya bahwa Allah ada di dalam dia melalui Roh yang telah Ia karuniakan kepadanya (1 Yoh. 3:24).

Saya percaya setiap kita sangat sedih menyaksikan penderitaan akibat pandemik COVID-19 ini. Mungkin banyak yang merasa heran mengapa umumnya anak-anak tidak terinfeksi COVID-19. Memang ada anak-yang terinfeksi, tetapi persentasenya sangat kecil. Saya percaya para ahli akan melakukan lebih banyak penelitian untuk mencari tahu penyebab mengapa COVID-19 sepertinya tidak mengincar anak-anak.

Saya jadi teringat akan firman-Nya, “Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak. akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Mat. 18:3). Menjadi seperti anak-anak bukan berarti menjadi kekanak-kanakan, tetapi mempunyai karakter yang tulus dan polos di hadapan-Nya.

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12