Sunday, 2 August 2020

APA YANG DILAKUKAN YOSAFAT?



Bangsa Moab, Amon dan Meunim berkoalisi berperang melawan Yehuda. Ketika menerima berita bahwa pasukan penyerang sudah berkumpul di En-Gedi, sekitar 70-an km dari Yerusalem, Yosafat menjadi takut. Bangsa Yehuda bersama raja Yosafat berkumpul bersama MENCARI TUHAN untuk meminta pertolongan-Nya (2 Taw. 20:3). Menarik, bukan? Hal pertama yang Yosafat lakukan bukan mempersiapkan perlawanan militer atau mencari penasihat militer seperti. Zhuge Liang, melainkan berpuasa dan berdoa bersama rakyatnya. Di dalam doanya, Yosafat mengajukan 3 pertanyaan yang dapat menjadi pelajaran berharga untuk kita.

“Bukankah Engkau Allah di dalam sorga?” (2 Taw. 20:4). Yosafat meyakini bahwa Allah berkuasa dan bertakhta di sorga yang memerintah atas semua kerajaan. Ketika dikuasai rasa takut, Yosafat percaya bahwa TUHAN tetap memegang kendali atas dunia ini.

“Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini…dan memberikannya kepada keturunan Abraham?” (2 Taw. 20:7). Ketika dilanda rasa takut, Yosafat mengingat akan sejarah bangsanya. Yosafat menginspirasi Anda untuk memperhatikan sejarah pimpinan dan pemeliharaan TUHAN atas hidup kita.

Tidakkah Engkau AKAN menghukum mereka?” (2 Taw. 20:12)? Mengenal TUHAN dengan baik, Yosafat yakin apa yang akan TUHAN lakukan. Yosafat menyadari keterbatasannya. Dia mengatakan, “Kami tidak mempunyai kekuatan!” Kerajaan Yehuda tidak mempunyai kekuatan militer, seriously? Tentu tidak, melainkan Yosafat menyadari bahwa kesulitan yang mereka hadapi sungguh besar. Yosafat tidak mengandalkan kekuatan militer untuk menyelesaikan krisis tersebut. Dia memutuskan untuk bersandar pada kekuatan TUHAN. Yosafat mengakui kekurangan hikmat atau pengetahuan untuk menghadapi krisis - “Kami TIDAK TAHU apa yang harus kami lakukan!” (2 Taw. 20:12). Bukankah manusia cenderung merasa serba bisa dan serba tahu? Merasa tidak berdaya mendorong kita untuk berserah penuh.

TUHAN memberitahu Yosafat strategi lawannya (2 Taw. 20:17). Dengan demikian, pasukan Yosafat dapat menyergap mereka dengan serangan mendadak (ambushed). TUHAN berjanji kepada Yosafat bahwa Dia akan memberi kemenangan kepadanya (2 Taw. 20:17). Mendengar ini semua, Yosafat bersujud dan orang-orang bernyanyi memuji TUHAN.

Ketika dilanda krisis kehidupan, Yosafat memutuskan untuk berdoa. Dalam doanya dia meyakini kuasa TUHAN, mengingat apa yang TUHAN kerjakan di dalam sejarah kehidupannya dan berserah penuh pada apa yang akan TUHAN lakukan. Sebuah pola doa yang baik, bukan? Percaya TUHAN memegang kendali, mengenang pekerjaaan-Nya dalam sejarah, dan berserah pada apa yang akan Dia lakukan.

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12