Monday, 10 August 2020

MENGGULUNG PAKAIAN

Bella dan Wisanti, dua anak berusia 9 tahun sedang melipat pakaian ketika mereka mengikuti himbaun “dirumahaja” (stay at home). Wisan bertanya, “Bel, tahukah kamu mengapa di saat ini orang-orang tidak berbelanja pakaian?” Bella berespon, “Ya, San, berpakain cantik untuk dilihat siapa, toh semua orang tinggal di rumah saja?”

Setelah selesai membantu mama melipat pakaian, Bella dan Wisan. memutuskan untuk mencari TUHAN Yesus.

TUHAN mengajak mereka ke sebuah tempat yang rimbun penuh dengan pepohonan dan terdengar suara aliran air sungai. Mereka disambut seekor kelinci berwarna abu-abu. yang terkesan malu-malu melihat kedatangan TUHAN, lalu melompat pergi.

TUHAN membawa mereka ke dalam sebuah pondok kecil. Lalu TUHAN mempersiapkan makanan buat Bella dan Wisan. Bella bertanya, “TUHAN, mengapa Engkau selalu menyajikan makanan buat kami?” TUHAN menjawab, “Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat” (Yes. 55:2b).

Setelah makan, TUHAN mengajak Bella dan Wisan keluar dari rumah kayu tersebut. Mereka melintasi sebuah jembatan kayu. Terdengar suara sungai dan burung berkicau. Bella menyeletuk, “TUHAN, mengapa Engkau tidak segera menghentikan COVID-19?”

TUHAN berkata, “Perhatikan sungai, polusi dan sampah telah menyebabkan binatang ciptaan-Ku hidup sengsara. Perhatikan es di kutub yang meleleh dengan cepat sehingga tempat tinggal beruang kutub kian hari kian mengecil. Perhatikan kejahatan manusia yang terus merusak ciptaan-Ku dari hari ke hari.”

Kemudian TUHAN memanggil Wisanti, “Wisan, apakah kamu melihat tanaman anggur ini?” “Ya, TUHAN” jawab Wisanti. TUHAN melanjutkan, “Apakah kamu melihat ranting-ranting anggur ini terlepas dari pokoknya?” Wisanti memohon, “TUHAN, bolehkah Engkau mengampuni manusia yang tidak mencari Engkau karena kekerasan hati mereka?”

Kemudian TUHAN Yesus menyambungkan ranting-ranting itu ke pokoknya. TUHAN berkata, “Jika mereka mengaku salah, dan bersedia sungguh-sungguh mencari Aku, mereka pasti akan tersambung ke pokoknya. TUHAN berkata, “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku” (Yoh. 15:4). TUHAN melanjutkan, “Ada banyak yang berdoa, tetapi tidak berdoa karena mereka hanya berkata-kata kepada angin. Mereka tidak mau berdiam diri, mereka hanya mengucapkan kata-kata doa setelah itu mereka melanjutkan kesibukan mereka. Mereka tidak mencari Aku.”

Bella bertanya, “TUHAN, apa yang Engkau ingin sampaikan kepada manusia?” TUHAN menjawab, “Bella, sudahkah kamu merenungkan Yeremia 2-4 yang Kuberikan kemarin? Bacalah secara perlahan dan renungkanlah.”

Wisan memohon, “TUHAN, bolehkah Engkau memberikan kami firman-Mu? Please!” “Anak-Ku, bacalah Ibrani 1:12.” Wisan langsung membuka Alkitabnya dan membaca, “seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan.”

Pandemi COVID-19 mengubah kehidupan manusia. Kiranya rasa sakit bersalin ini menyadarkan manusia akan betapa manusia telah merusak dunia ini. Kiranya manusia sungguh-sungguh memperbaiki diri, mencari TUHAN dalam keseharian-Nya dan memelihara ciptaan-Nya dengan setia.

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12