Monday, 10 August 2020

KITAB IMAMAT & COVID-19?

Kitab Imamat mengajarkan kekudusan TUHAN dan pentingnya peran imam dalam memelihara kekudusan (Im. 10:10) serta mengajar segala ketetapan-Nya (Im. 10:11).  Kitab Imamat juga menunjukkan bahwa TUHAN adalah Sang Pemilik. Dia adalah Pemilik atas tanah (Im. 25:23) dan segala hasil tanaman (Im. 27:30), bahkan seluruh bumi adalah milik-Nya (Mzm. 24). TUHAN mengingini setiap kita menjadi “hamba-hamba-Nya” (Im. 25:55). Dengan kata lain, kita harus memberi pertanggungjawaban kepada Sang Pemilik atas bagaimana kita mengurus tanah (Im.25:2).

TUHAN melarang umat-Nya menindas orang miskin dan orang asing, sebaliknya memelihara mereka dengan menyediakan makanan untuk mereka (Im. 19:10; 23:22) serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri (Im. 19:18).

Ketika orang-orang bertanya, “Bagaimana kami dapat bertahan hidup jika tanah harus diistirahatkan pada tahun ketujuh?” TUHAN menyampaikan bahwa Dia akan menyediakan makanan untuk memenuhi kebutuhan tiga tahun pada tahun ke-6 (Im. 25:20-21). Menarik, bukan?

Dengan keras, TUHAN melarang umat-Nya untuk mengikuti gaya hidup orang-orang Kanaan (Im. 18 & 20). Dengan tegas, Dia memperingatkan, “Janganlah kamu hidup menurut kebiasaan mereka” (Im. 18:3), moralitas mereka yang bobrok (Im. 18:6-20), mengorbankan anak bayi kepada dewa Molokh (Im. 18:21), dan berhubungan intim dengan binatang (Im.18:23). TUHAN juga melarang keras praktek ramalan dengan arwah dan roh-roh (Im. 20:6). “Sebab dengan semuanya itu bangsa-bangsa yang akan Kuhalaukan dari depanmu telah menjadi najis” (Im. 18:24).

TUHAN menegaskan, “Jika kamu tidak mendengarkan Daku (Im. 26:1), Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, BATUK KERING, serta DEMAM… (Im. 26:16). Jalan-jalanmu menjadi SUNYI (Im. 26:22), “Aku akan melepas PENYAKIT SAMPAR (Im. 26:25), Aku memusnahkan PERSEDIAAN MAKANANMU (Im. 26:26), “Aku akan mendatangkan KECEMASAN ke dalam hati mereka” (Im. 26:36). Wabah penyakit, krisis makanan dan kecemasan (anxiety).

Bagaimana jika kita telah gagal dalam menjalani tugas kita? Kuncinya adalah ”mengakui kesalahan” (Im. 26:40). Kiranya kita memperbaiki diri dalam hal mengurus ciptaan-Nya. Kitab imamat bagaikan sebuah cermin untuk setiap kita. Apakah kita sudah mengurus MILIK TUHAN dengan baik atau kita justru telah menjadikannya sebagai milik kita pribadi? Sudahkah kita menghargai sesama manusia sebagai penyandang gambar Allah, atau kita telah merendahkan sesama terutama orang miskin dan orang asing?

Kitab Imamat mengundang kita untuk memeriksa diri di tengah pandemi SARS CoV-2 ini. Kitab ini juga mengundang. kita. untuk. berpartisipasi dengan Allah dalam pelayanan kemanusiaan, yakni menyediakan makanan bagi sesama dan perlengkapan APD maupun vitamin untuk tenaga medis yang sedang merawat pasien COVID-19.

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12