Pada tahun 2015, Bill Gates pernah mengingatkan dunia bahwa bencana yang menakutkan bukan peperangan tetapi wabah penyakit (TED. Talk). Dia menegaskan bahwa sistem kesehatan dunia tidak siap untuk menghadapi wabah virus. Pada tahun 2018, Bill. Gates menegaskan, “The world needs to prepare for pandemics in the same serious way it prepares for war.” (Busiiness Insider) Namun pemerintah pada umumnya tidak mengganggap ini merupakan sebuah masalah yang perlu dikhawatirkan.
Pada tanggal 28 Februari 2020, Dr. Mike Ryan mengatakan, “Wake up! Get ready! This virus may be on its way, and you need to be ready. You have a duty to your citizens, you have a duty to the world to be ready.” Namun dunia menganggap apa yang dia katakan terlalu membesar-besarkan permasalahan kecil.
Belajar dari SARS, Singapura dan Korea Selatan termasuk negara yang bergerak cepat dalam penanganan wabah COVID-19. Alkitab juga mengajarkan akan pentingnya belajar dari sejarah. Raja Yosafat termasuk orang yang belajar dari sejarah (2 Taw. 20:7). Memahami prinsip belajar dari sejarah, Paulus mengatakan, “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba” (1 Kor. 10:11).
Pandemi virus Corona mengharuskan orang-orang melakukan isolasi mandiri, karantina mandiri dan menjaga jarak (physical-distancing). Sekitar 3.500 tahun yang lalu, Kitab Taurat menyarankan (7+7) 14 hari karantina diri untuk orang yang diduga menderita penyakit kusta (Imamat 13:4-5) dan melakukan physical-distancing dengan berteriak ”Najis! Najis!” (Im. 13:45) dan melakukan “karantina mandiri” (Im. 13:46).
Pandemi COVID-19 juga mengajar manusia akan pentingnya mencuci tangan dan menjaga kebersihan. Kitab Taurat juga mengajar akan pentingnya cuci tangan dan menjaga kebersihan tubuh dengan “AIR MENGALIR” (Im. 15:13).
Kitab Taurat juga mengedukasi jemaat akan pentingnya menjaga kebersihan seperti mencuci pakaian dan mandi setelah bersentuhan dengan bangkai binatang (Im. 17:15) untuk menghindari penyebaran virus.
Firman TUHAN mengajarkan akan pentingnya belajar dari sejarah. Paulus berkata, “Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk MENJADI PELAJARAN bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci” (Roma 15:4). Ingatlah, segala sesuatu yang terjadi MENJADI PELAJARAN bagi kita!