Penculikan, perdagangan manusia, perampokan dan kejahatan lainnya membuat kita geram. Kalau dimungkinkan, kita pinjam palu Thor untuk menghajar para pelaku kejahatan.
Penonton senang ketika menyaksikan keadilan ditegakkan, menyaksikan seorang mantan CIA, Bryan Mills (Liam Neeson) mengobrak-abrik sarang mafia Albania yang menculik dan memperdagangkan perempuan (Taken). Atau ketika Robert McCall (Denzel Washington), seorang mantan Defense Intelligence Agency menghajar para mafia Rusia yang mempekerjakan gadis remaja sebagai wanita penghibur.
Nahum (artinya: penghiburan) adalah sebuah kitab yang bernubuat tentang kejatuhan Asyur. Nah, jika kita adalah orang Yehuda atau orang-orang yang mengalami penindasan oleh kerajaan Asyur, kita akan sangat berharap nubuat kitab Nahum dapat segera terjadi.
Sekitar tahun 760 SM, TUHAN mengutus Yunus ke Niniwe, ibukota Asyur. Setelah mendengarkan, Yunus mereka bertobat. Namun sekitar seratus tahun kemudian, Asyur kembali ke kejahatan mereka. Jika Yunus adalah film serial, maka Nahum merupakan sekuel dari Yunus. Kitab Yunus berisi tentang pengampunan TUHAN (sekitar 800 SM), sedangkan kitab Nahum tentang penghakiman TUHAN (sekitar 650 SM).
Asyur tertarik dengan Yehuda karena letak geografis mereka yang strategis. Raja Hizkia memberontak terhadap Asyur serta memperkuat benteng Yerusalem (2 Taw. 32:5) mengantisipasi serangan Asyur.
Asyur dikenal sebagai teroris masa lalu. Dengan keyakinan mengandalkan kuasa para dewa, kerajaan Asyur menyerang dan mengalahkan banyak bangsa. Asyur terkenal dengan kesadisan mereka. Ketika menaklukkan sebuah kota, mereka membakar kota tersebut hingga ke fondasinya menyebabkan kota tersebut sulit dibangun kembali. Mereka juga mendeportasi mayoritas orang yang mereka taklukkan ke wilayah yang berbeda untuk mengantisipasi pemberontakan terhadap kerajaan Asyur di kemudian hari. Mereka memotong hidung, telinga, tangan, kaki atau mencungkil mata anggota militer yang mereka kalahkan. Mereka memenggal kepala dan menggantungkannya di pohon sebagai bentuk “warning” buat yang lain. Mereka sering mengirim pesan yang menakutkan ke negeri yang akan mereka serang. Dengan kata lain, mereka mengirim teror sebelum mendatangkan serangan militer.
Nahum adalah orang Elkosh (1:1). Kita tidak tahu Elkosh itu mana, tetapi sebagian orang percaya bahwa Elkosh itu adalah nama kuno dari Kapernaum. Nahum menyebut kejatuhan kota Amon atau Tebe (3:8) yang terjadi pada tahun 663 SM. Nahum bernubuat tentang kejatuhan Niniwe. Kota yang didirikan oleh Nimrod ini (Kej. 10:8-12) kemudian dihancurkan pada tahun 612 SM. Hal ini berarti Nahum berkhotbah di antara tahun 663-612 SM.
TUHAN berfirman, “Kehangatan amarah-Nya tercurah” (1:6). “Celakalah kota penumpah darah itu!” (3:1). TUHAN akan melenyapkan mereka dengan banyak kematian - “Tidak habis-habisnya mayat-mayat, orang tersandung jatuh pada mayat-mayat!” (3:3). “Ninewe sudah rusak! Siapakah yang akan meratapi dia?” (3:7). “Tiada pengobatan untuk cederamu, lukamu tidak tersembuhkan” (3:19). Sesuai dengan nubuat Nahum (1:14), raja Sennacherib dibunuh oleh dua putranya ketika dia sedang beribadah.
Kita ketahui dari Nahum bahwa “TUHAN itu panjang sabar” (1:3). “TUHAN itu baik” (1:7). Namun Dia bukan TUHAN yang lemah yang membiarkan kejahatan terus merajalela. TUHAN adalah Raja atas semesta. Raja yang kuat dan Mahakuasa. Percayakah Saudara kepada-Nya?