Friday 28 September 2012

DEBORA & BARAK



Debora (berarti lebah) terkenal sebagai nabiah yang duduk di bawah pohon korma. Apa kata yang cocok untuk mendeskrisipsikan Debora? Tenang, bijak, solitusi, atau di dalam bahasa Inggris “Serenity” dan “Tranquility”? Hubungan Debora dengan TUHAN terjalin dengan baik sehingga memberikan dia keyakinan dan ketenangan di dalam perlindungan TUHAN. Dengan bijak, ia melayani umat Israel sebagai hakim. Ketika menghadapi ancaman serangan dari pasukan Sisera yang secara kuantitas lebih banyak dan secara teknologi juga lebih canggih, ia sama sekali tidak goyah dan tidak takut. Ia menghadapinya dengan penuh keyakinan.

Barak (berarti petir) termasuk pemimpin besar yang namanya juga tercatat di kitab Ibrani (11.32). Peristiwa ini menggambarkan Barak yang tidak berani maju apabila tidak ditemani Debora. Mungkin karena dia tidak percaya diri dan dia tidak yakin akan adanya penyertaan TUHAN. Tetapi dia menyadari penyertaan TUHAN pada diri Debora sehingga ia berharap Debora turut hadir.

Peperangan melawan Sisera termasuk peperangan yang besar sehingga juga tercatat di Mazmur 83.10. Di dalam peperangan ini, TUHAN menggunakan strategi perang. Strategi perang yang dideploy di sini sangat menarik. TUHAN memerintah Barak untuk meminpin 10,000 pasukan dan menunggu (ambush) di gunung Tabor. Tindakan penyergapan (ambush) di gunung Tabor merupakan strategi perang yang hebat yakni mengambil posisi lebih tinggi. Strategi ini sangat ampuh untuk melawan kereta besi Sisera. Mengambil posisi lebih tinggi juga merupakan salah satu strategi perang yang diterapkan oleh Sun Tzi (544-496 SM), ahli strategi perang di China pada zaman dinasti yang terkenal sebagai penulis The Art of War. Debora akan mengumpan angkatan perang Sisera dan menuntun mereka menuju sungai Kison.

Yang lebih menarik adalah Sisera berhasil diumpan menuju gunung Tabor. Mengapa Sisera tidak terpikir bahwa 900 kereta besinya tidak efektif untuk menyerang pasukan Barak yang berada di atas gunung? Mereka juga menggunakan sungai Kison untuk menghanyutkan musuh (Hak 5.21). Saya jadi teringat strategi perang yang digunakan Guan Yu untuk mengalahkan Cao Ren di benteng Fan Chen (Kisah Tiga Kerajaan). Guan Yu membendung sungai di tengah hujan deras dan kemudian membanjiri benteng Fan Chen. Apakah Barak menggunakan strategi yang sama? Saya tidak tahu, tetapi yang jelas sungai Kison ini dimanfaatkan untuk menghanyutkan musuh. 

Mengapa Sisera tidak sadar bahwa dirinya akan dijebak? Apakah kesombongan dia telah mengkelabui dirinya? Sebab ia telah menindas orang Israel selama 20 tahun. Dan dia terkenal atas pasukan kereta besinya. Jadi pada hari itu, ia dengan hati yang menggebu-gebu hendak melenyapkan pasukan Barak. Di luar dugaannya, ia malah terjebak di sungai Kison. Hujan yang turun pada hari itu (Hak 5.4) pasti semakin mempersulit pergerakan kereta besi Sisera. Apalagi harus melawan pasukan Israel yang berada di atas gunung. Maka pada hari itu, ia mengalami kekalahan yang sangat fatal sehingga ia harus melarikan diri.

Semestinya kehormatan diperuntukkan bagi Barak, namun karena ketidakyakinan dirinya serta spiritualitas dia yang rapuh. Spiritualitasnya tidak memiliki fondasi yang dibangun pada hubungan yang dekat dengan TUHAN melainkan ia lebih membangun imannya pada diri orang lain yakni Debora. Oleh sebab itu, ia tidak dapat menyakini penyertaan TUHAN pada dirinya. Sehingga kehormatan tersebut diberikan kepada seorang perempuan yang bernama Yael. Iman di dalam TUHAN tidak dapat dibangun pada diri orang lain. Hubungan yang dekat dengan TUHAN harus terjalin di dalam Dia dan bukan melalui orang lain. Hubungan yang dekat dengan TUHAN memberikan ketenangan jiwa sehingga seseorang dapat hidup di dalam serenity dan tranquility di tengah krisis dan badai.

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12