Thursday, 12 January 2012

Waduh, Pencobaan Lagi Nich!

Saya sering mendengarkan orang Kristen membicarakan topik pencobaan. Dan sepertinya topik tersebut adalah topik yang sangat menarik untuk dibicarakan terutama ketika hidup sedang mengalami kesulitan. Cukup sering orang-orang percaya mengatakan bahwa mereka dicobai TUHAN, jika mereka bisa melewati ujian yang berasal dari TUHAN maka hidup akan menjadi lebih baik. Konklusi seperti ini muncul dari kemahakuasaan TUHAN yang menyatakan TUHAN mengijinkan pencobaan oleh iblis. Jadi, hanya ketika TUHAN menyetujui (mendapatkan tandatangan TUHAN), maka iblis menjalankan misi percobaannya. Sehingga tidak heran jika banyak yang melontarkan pertanyaan “mengapa TUHAN mengijinkan penderitaan terjadi pada diri mereka? Mengapa TUHAN mengijinkan tsunami, perang dunia, pembunuhan massal dan sebagainya? “ Pandangan demikian memberikan kesan bahwa TUHAN memiliki dua sifat yang bertentangan atau TUHAN menderita penyakit jiwa kronis sehingga kita harus mempelajari patologi ilahi untuk menganalisa penyakit jiwa yang diderita TUHAN. Inilah persoalannya jika kita berusaha untuk memahami TUHAN dengan logika. Sulit bagi kita untuk menerima realita akan keterbatasan kita untuk memahami TUHAN. Pengetahuan, perkataan dan firman TUHAN  dalam bahasa manusia hanya memperkenalkan sebagian kecil dari Siapa Diri-Nya. Ketika TUHAN memperkenalkan Diri-Nya, kita hanya mengenal sebagian kecil Diri-Nya karena keterbatasan kita. Bahkan iblis sendiri juga memiliki pengenalan yang selalu salah akan TUHAN.

Mari kita memperhatikan kisah pencobaan di padang gurun. Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai iblis (Mat 4:1). Ayat ini menunjukkan godaan iblis bersifat secondary. Di dalam godaan iblis, pertanyaan iblis bersifat pembuktian atau meminta sertifikasi. Iblis tiga kali berkata, “Jika Engkau Anak Allah”. Melalui peristiwa ini, kebodohan iblis dieskpos. Iblis adalah sosok pribadi yang suka meminta sertifikasi. Semboyan iblis adalah, “Buktikanlah dirimu!” “Sekali-kali kamu tidak akan mati, bahkan matamu akan menjadi terang seperti Allah, jika tidak percaya cobalah! Yesus meresponi iblis dengan kata “ada tertulis”, Yesus mereponsi kutipan iblis dari firman TUHAN. Yesus sedang menunjukkan bahwa pengenalan iblis tentang tentang Diri-Nya dan tentang TUHAN sudah menyimpang. Masalah kebanyakan orang Kristen adalah memiliki pemahaman yang salah tentang TUHAN yakni lebih banyak menggunakan interpretasi pribadi untuk memahami TUHAN.

Yesus dibawa Roh ke padang gurun dan berpuasa di sana selama 40 hari. Ironisnya, Iblis hanya datang setelah Yesus berpuasa. Hal tersebut semakin mengokohkan peranan Iblis yang bersifat secondary. Iblis tidak mengganggu Yesus selama Ia berpuasa, ia hanya datang pada hari terakhir. Puasa merupakan persiapan rohani (spiritual preparation). Puasa merupakan latihan untuk menjadi sadar akan keberadaan kita. Puasa merupakan tindakan untuk membangunkan roh yang sedang tertidur. Ketidaksadaran adalah musuh utama diri kita. Tidak sadar akan reaksi ego, tidak sadar akan reaksi pikiran, tidak sadar akan realita menjadi persoalan utama umat manusia. Bencana alam berfungsi sebagai jam weker untuk menyadari manusia akan ketiduran dirinya dengan teriakan “Bangun!”. Di zaman yang penuh dengan ketidakpastian ini kita mesti mempersiapkan spiritualitas kita.

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12