Tuesday 22 January 2013

SIAPAKAH TUAN ATAS HIDUPMU?

Yesaya 62.1-5 & Yoh 2.1-11


Pernikahan merupakan momen berbahagia bagi keluarga kedua mempelai oleh sebab itu orang Chinese menggunakan kata 双喜 (baca shuang xi) yang berarti “double happiness”. Setiap pasangan yang akan menikah pasti mengharapkan tidak ada permasalahan yang timbul di tengah pernikahan dan resepsi mereka sehingga anggota keluarga dan sahabat akan berusaha untuk mempersiapkan pernikahan dengan sebaik mungkin. Di zaman sekarang, tidak jarang calon mempelai bersedia membayar event organizer untuk memeriahkan acara pernikahan mereka. Di Nopember lalu (2012) di Bandung, sempat terjadi peristiwa yang sangat mempermalukan kedua mempelai sebab makanan untuk resepsi tidak berkunjung tiba. Makanan dipesan dari sebuah restoran dan seharusnya diantar ke tempat resepsi tetapi ternyata rumah makan tersebut mengalami masalah keuangan sehingga tidak sanggup menyediakan makanan bagi kedua mempelai. Keluarga kedua mempelai pasti merasa sangat malu dan kecewa. Apabila sempat terjadi perbedaan pendapat saat memilih tempat resepsi maka peristiwa tersebut akan menimbulkan pengalaman yang pahit bagi keluarga kedua pasangan.

Nah, pernikahan di Kana juga bakal mengalami persoalan yang memalukan jika diekspos - mereka kehabisan anggur. Ternyata orang yang hadir lebih dari yang telah diperkirakan atau jumlah orang yang minum anggur lebih dari yang sudah diperhitungkan. Persoalan ini bisa menimbulkan perselisihan di antara keluarga besar kedua mempelai. Mereka bisa saling menyalahkan, bertengkar dan yang jelas akan berdampak pada hubungan kedua insan. Maria melihat bahwa mereka membutuhkan pertolongan sehingga ia memohon Yesus untuk memberikan pertolongan dengan berkata, “Mereka kehabisan anggur”. Maria hanya melaporkan persoalan dan tidak meminta bagaimana Yesus seharusnya menolong keluarga ini. Permintaan Maria menunjukkan kepeduliannya, imannya serta ketaatannya. Maria hanya berkata kepada para pelayan, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”

Jawaban Yesus menunjukkan bahwa waktunya belum tiba tetapi Ia tetap memberikan bantuannya. Dalam terjemahan bahasa Mandarin jawaban Yesus terdengar agak kasar, “Wanita, apa hubunganku denganmu, apa urusanku dengan anggur yang habis. Waktuku belum tiba” (terjemahan saya). Yesus sedang menyatakan bahwa Dia adalah Penguasa Hidup atau The Master of life (生命的主宰). Kemudian Yesus memberikan perintah kepada para pelayan untuk mengisi air di dalam tempayan-tempayan air pencuci kaki para tamu. Para pelayan pasti bingung, yang habis kan air anggur, kenapa harus menyiapkan air cuci kaki? Lebih ekstrim lagi Yesus meminta para pelayan untuk menyedok air cuci kaki tadi untuk dibawa kepada pemimpin pesta. Pemimpin pesta mengecapnya dan terkejut (tidak menyadari bahwa itu anggur yang telah berubah dari air pencuci kaki). Pemimpin pesta pun berkata kepada mempelai laki-laki bahwa biasanya orang-orang memberikan anggur terbaik di awal, ia malah memberikan anggur yang terbaik di akhir.

Dalam novel The Lord of the Rings karya J. R. R Tolkien, ada kisah tentang hobbit yang mendapatkan cincin Tuan Mordor. Cincin tersebut menyebabkan dirinya terbelah menjadi dua kepribadian yakni Smeagol dan Gollum. Smeagol merupakan dirinya yang polos, yang baik, yang setia sedangkan Gollum adalah dirinya yang telah dikuasai oleh cincin tersebut yang jahat, yang ingin membunuh demi merampas kembali cincin tersebut dari Frodo. Ia mengalami konflik diri untuk menaati Tuan Mordor - Sauron yang ingin memperoleh kembali cincinnya atau Tuan Frodo yang hendak memusnahkan cincin tersebut. Jadi pertanyaannya adalah, "Who is the Master of your life?"

Nabi Yesaya mengatakan, “Engkau tidak akan disebut lagi “yang ditinggalkan suami”, dan negerimu tidak akan disebut lagi “yang sunyi”, tetapi engkau akan dinamai “yang berkenan kepada-Ku” dan negerimu, “yang bersuami”, sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami (Yes 62.4). Maksudnya engkau tidak akan sendirian lagi, engkau akan bertuan, memiliki Pemilik dan Pelindung. Yesus adalah Tuan Kehidupan yang dapat mengubah hidup kita dari seperti air pencuci kaki menjadi seperti anggur. 生命的主宰 (baca sheng ming de zu zai) berarti “The Master of Life”. Kata (baca zai) berarti membunuh atau “slaughter”. Dengan kata lain, the Master of Life adalah Tuan yang memberi kehidupan dan mengambil nyawa. Sebagai The Master of Life TUHANlah yang berotoritas memberikan hidup maupun mengambilnya kembali. Oleh sebab itu sebagai manusia kita tidak berhak mengambil nyawa kita sendiri. Kita tidak memiliki hidup kita sendiri melainkan hidup kita ada di tangan Sang Penguasa Hidup (生命的主宰). Maria memahami hal ini sehingga ia tidak memaksa bagaimana TUHAN Yesus harus bertindak melainkan ia percaya bahwa Yesus akan melakukan sesuatu berdasarkan kehendak-Nya sehingga Maria mengatakan, “perbuatlah apa yang Ia perintahkan”. 

Yesus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup. Sebagai Tuan Kehidupan, Ia dapat mentransformasi hidup kita. Apa yang membuat kita terluka, tersakiti, terpisah dari diri kita sendiri dapat diubah oleh Kristus menjadi kekuatan di dalam diri kita.

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12