Tuesday 18 December 2012

SUKACITA PUTERI SION!



“Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem!” (Zef 3.14).

SION MERUPAKAN sinonim untuk Yerusalem. Apakah kata “Israel” atau “Sion” yang kita baca di Alkitab menunjuk pada negara Israel pada saat ini? Paulus menegaskan, “tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, dan juga tidak semua orang yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham… artinya, BUKAN ANAK-ANAK MENURUT DAGING ADALAH ANAK-ANAK ALLAH, TETAPI ANAK-ANAK PERJANJIAN YANG DISEBUT KETURUNAN YANG BENAR” (Roma 9.6-8). Jadi “Puteri Sion” adalah orang-orang terpanggil yang mempercayai dan menanti-nantikan keselamatan dengan penuh pengharapan.

Yohanes Pembaptis mengingatkan, “janganlah berpikir dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!” (Luk 3.8). Merasa bahwa identitas sebagai seorang Kristen akan menjamin keselamatan adalah sebuah langkah yang sangat buruk. Merasa sebagai “Orang Kristen” atau “nasrani” menggantungkan salib yang gede tidak menyelamatkan. Merasa superior sebagai orang Kristen tidak menyelamatkan, hanya menjerumuskan. Kekristenan sebagai agama dan ritual tidak menyelamatkan. Sebab Kekristenan merupakan “Jalan, Kebenaran & Hidup” (Yoh 14.6).

Di dalam gereja terdapat “gandum” dan “debu jerami”. Identitas sebagai “orang Kristen” tidak menyelamatkan tetapi identitas sebagai “gandum” ya. Gandum akan dikumpulkan ke dalam lumbung-Nya akan tetapi debu jerami akan dibakar dalam api yang tidak terpadamkan (Luk 3.17). Tidak ada sukacita bagi debu jerami, juga tidak perlu bagi kita untuk mencari siapa yang adalah gandum dan siapa yang adalah debu jerami. TUHAN mengenal siapa gandum, siapa debu jerami. Jadi siapakah Puteri Sion? Puteri Sion adalah “Gandum” yang menantikan penjemputan untuk masuk ke dalam lumbung Allah.

Melalui percakapan antara orang-orang dengan Yohanes Pembaptis, kita dapat melihat beberapa karakteristik gandum. Mereka “berbagi” – Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membagikannya dengan yang tidak punya. Gandum tidak perlu mengganti profesi di dunia yang saling memakan dan berlaku curang. Hidup gandum mempunyai integritas - Tidak menanggih lebih banyak daripada yang ditentukan. Tidak merampas dan tidak memeras! Kekristenan sendiri sudah terlalu sering merampas dan memeras. Sejarah yang menyedihkan adalah Kekristenan datang ke Asia bersamaan dengan kolonialisme Barat. Ada yang mengatakan bahwa orang-orang Barat membawa Alkitab ke Asia dan membawa pulang hasil bumi dari Asia dan meninggalkan Alkitab mereka di Asia. Kosuke Koyama menyebutnya dengan istilah “gun and ointment” – senjata (kolonialisme) dan obat (Injil). Orang-orang Asia telah dilukai oleh kekristenan.

Pada tahun 2012 ini, dunia dihibur oleh PSY, penyanyi pop asal Korea dengan tarian Gangnam Stylenya yang diliris pada tanggal 15 Juli 2012. Di Makasar, tarian super gangnam style pernah diikuti oleh 20,000 peserta. Pada Children’s Day Singapore 2012, pemerintah Singapore memproduksi video Super Kancheong Style yang diperankan oleh anak-anak. Pemerintah menghimbau orangtua agar tidak “kancheong” (bahasa Hokkien – panik). Perdana Menteri Singapore Lee Hsien Loong meng-post video tersebut di facebooknya. Di Malaysia, ada Super Kampoeng Style dan Orang Sabah Style. Manusia yang hidupnya semakin tertekan dihibur oleh Super Gangnam Style PSY. Tetapi baik Super Gangnam Style, Super Nagoya Style, Super Barelang Style, Super Jakarta Style, Potong Lembu Style, Adolf Hitler Style maupun Super Bossy Style tidak dapat memberikan sukacita yang bertahan lama.

TUHAN tidak memberikan Super Gangnam Style tetapi Ia memberikan “Humble Betlehem Style” dengan menjadi manusia, dilahirkan di Betlehem. Kedatangan-Nya untuk membaharui (Zef 3.17), menyelamatkan yang pincang, mengumpulkan yang terpencar  (Zef 3.19) dan membawa pulang umat-Nya (Zef 3.20). 

Kata pincang “” (baca que) mengandung arti “ada yang perlu ditambahkan” karena ada yang kurang. Kita adalah manusia yang pincang. Emosi kita pincang sebab kita sering merasa tidak mampu walaupun kita sudah berusaha berkali-kali melawan 3 G – Gelisah, Galau, Ganas. Sedikit-sedikit merasa gelisah, galau, bingung, marah dan menjadi sangat “ganas” (ferocious).

Kita juga merupakan manusia terpencar, diri kita terpencar ke mana-mana. Hati kita di satu tempat, jiwa di tempat yang lain, pikiran di tempat yang lain lagi. Kita selalu “ada” tetapi tidak “hadir” karena diri kita terpencar (dispersed-self). Bahasa Mandarin mengekspresikan kata takut dengan istilah “魂飞魄散” (baca hun fei po san) yang artinya “roh terbang, jiwa terpencar”. Takut merupakan reaksi pertama setelah manusia jatuh ke dalam dosa sehingga tepat sekali hun fei po san mengekspresikan rasa takut kita sebab diri kita “terpencar”. Oleh sebab itu saya menyukai istilah bahasa Inggris “pull yourself together” yang biasanya digunakan untuk menghibur yang sedih. Diri yang terpencar harus ditarik “pull” kembali. TUHAN ingin mengumpulkan kembali diri kita yang terpencar (dispersed-self).

Kata “I will take you home” merupakan kata yang sangat menggembirakan bagi orang-orang yang tersesat, dipenjara, melarikan diri akibat perang maupun POW (Prisoner of War). Orang-orang pelarian yang berada dalam kondisi “homeless” akan sangat bergembira saat mendengarkan kalimat “I am bringing you home”. Pada saat anak saya baru lahir, ia harus melalui semalam di rumah sakit. Ketika saya menjemputnya pagi-pagi keesokan harinya saya berkata, “Mengyu, mari pulang” dan saat itu ia memberikan respon walaupun matanya tetap tertutup. Ibu dan kakak saya yang turut hadir pada saat itu menjadi terheran-heran menyaksikannya. Rumah bukan hanya sebuah tempat tetapi sebuah relasi, sebuah atmosfir. Istilah bahasa Mandarin mengungkapkan 处处无家处处家 (baca chu chu wu jia chu chu jia), di mana-mana tidak ada rumah, dimana-mana ada rumah. Karena rumah adalah sebuah relasi maka kita dapat menciptakan rumah yang nyaman dimana kita berada. 

Ketika TUHAN mengatakan “Aku membawa-mu pulang”, Ia juga sedang menyatakan relasi-Nya dengan kita “Bapa dan anak”. “Pulang” memberikan ketenangan, kenyaman yang benar-benar merupakan suasana “serenity” dan “tranquility”. Kedatangan TUHAN menghadirkan “rumah” bagi kita. Pepatah Chinese mengatakan, “Di mana-mana tidak memiliki rumah, tetapi memiliki rumah di mana-mana” (chu chu wu jia chu chu jia). Di satu sisi kita sedang menantikan TUHAN yang berkata, “I am bringing you home” dan di sisi lain TUHAN menjadikan saat ini “rumah” kita sambil menantikan “rumah abadi”. 

Kiranya “Humble Betlehem Style-Nya” yang membaharui, menyelamatkan yang pincang, mengumpulkan yang terpencar, dan membawa pulang yang tidak berumah secara spiritual “spiritually homeless” memberikan kita sukacita. Yesaya menggambarkan sukacita tersebut bagaikan “menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan” (Yes 12.3).

Bersukacitalah, hai puteri Sion, beria-rialah hai gandum!

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12