Film musikal Les Miserables (orang-orang yang menderita) dimulai dengan sebuah lagu yang berjudul “look down”. Lihatlah ke bawah, Yesus tidak peduli (Look down, for Jesus does not care). Sebagai manusia yang menderita kita akan memandang bahwa hidup ini tidak berarti, kita ini tidak berfungsi, kita ini bagaikan barang rusak. Saya sangat terkesan dengan perkataan Hugo Cabret dalam film Hugo tahun 2011 yang diangkat dari novel Brian Selznick yang berjudul “The invention of Hugo Cabret”. Berikut ini kutipan perkataan Hugo Cabret yang patut disimak:
Everything has a purpose, even
machines. Clocks tell the time, trains take you places. They do what they're
meant to do, like Monsieur Labisse. Maybe that's why broken machines make me so
sad, they can't do what they're meant to do. Maybe it's the same with people.
If you lose your purpose, it's like you're broken.
Segala
sesuatu memiliki fungsinya dan apabila ia tidak berfungsi lagi berarti ia sudah
rusak. Begitu juga dengan manusia yang diciptakan dan dirancang untuk sebuah
tujuan. Apabila ia tidak lagi berfungsi berdasarkan tujuan spiritualnya maka ia
dinyatakan rusak secara spiritual. Seseorang mungkin mengatakan, “keberadaan
saya adalah sebuah kesiasiaan, kelebihan (baca
spare parts). Saya ini tidak ada gunanya”. Tidak ada manusia yang diciptakan
oleh Tuhan yang tidak ada gunanya atau hanya berupa “sampah”. Setiap kita
diciptakan dengan sebuah tujuan. Setiap kita memiliki peran yang sangat berarti
yang seringkali tidak kita sadari. Hugo Cabret mengatakan…
I'd imagine the whole world was
one big machine. Machines never come with any extra parts, you know. They
always come with the exact amount they need. So I figured if the entire world
was one big machine, I couldn't be an extra part. I had to be here for some
reason. And that means you have to be here for some reason too.
Ada
alasan mengapa Anda dan saya hadir di dunia ini. Kita tidak ditempatkan secara
acak oleh Sang Pencipta, Perancang alam semesta ini. Mungkin Anda akan
berpikir, “Keberadaan saya sangat tidak berarti, tidak berguna, sia-sia,
kelebihan alias ada tidak ada sama saja. Keberadaan saya tidak dihargai, peran saya
terlalu kecil, sendirian, terisolasi, kesepian dan tidak diperlukan. Saya hanya
seorang manusia yang berdosa dan sekali berdosa selamanya pendosa. Tidak ada
kesempatan untuk membenahi diri. Tidak ada kesempatan untuk berbalik”.
Sepertinya dunia kita sudah hancur, sudah tidak berarti lagi. Karena tidak
mampu menyelesaikan persoalan sendiri kita berharap kita dapat menyelesaikan
hidup kita (baca mati saja). Tetapi
Yesus mengatakan, “Bukan orang sehat
yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil
orang benar, melainkan orang berdosa” (Mark 2.17).
Perasaan
ditolak dan tidak diterima dapat menimbulkan kepahitan dan kebencian. Apabila
kita tidak dapat mentransformasi (transforms) rasa sakit kita maka kita akan
menjangkiti (transmits) rasa sakit kita. Yang kita perlukan adalah membunuh
kepahitan tanpa menjadi kepahitan. Kiranya perasaan diperbudak oleh kehidupan
tidak menjadikan kita “korban”. Sebab
apabila kita menjadi korban atau merasa sebagai korban maka kita akan semakin
merasa dirugikan, kesal, marah, pahit dan kemudian kita akan mengorbankan (victimize) orang lain. Berhentilah
membenci dirimu sendiri! Hidup ini tidak harus selalu menang dan berdiri di
tempat yang tinggi. Hidup ini juga termasuk sukacita di tengah kegagalan. Lebih
baik gagal tetapi mendalami kehidupan daripada berhasil namun kehilangan hidup.
Kita adalah manusia yang rusak (broken
people) tetapi tidak ditinggalkan. Kita dikasihi dan disayang. Kata "sayang"
dalam bahasa Mandarin 疼爱 (baca teng ai) mengandung arti
“sakit” & “kasih”. Yesus mengasihi (疼爱) kita berarti Ia mengasihi
kita dengan merasakan sakit (baca
penderitaan) kita. Pandanglah ke atas sebab Yesus peduli (Look up for Jesus cares, He looks down and He came down).