Friday, 31 August 2012

RUT 2: THEODRAMA


Penderitaan yang berat menyebabkan seseorang berdiam diri dan tidak mampu berkata-kata. Inilah yang dialami oleh Naomi sehingga ia menyebut dirinya Mara (pahit) dan bukan Naomi (manis). Rut, menantunya menjadi seorang teman yang baik menemani Naomi sepanjang perjalanan dari Moab ke Betlehem. Mungkin perjalanan tersebut merupakan perjalanan hening yang panjang sebab selama perjalanan hati mereka terlalu berat untuk berbicara. Memang benar bahwa adakalanya dukungan terbaik untuk seorang yang sedang menderita adalah menemani dirinya tanpa harus banyak berkata-kata. Sebab menemani (companionship) sendiri sudah merupakan dukungan terbaik baginya.

“Hesed” Kasih setia TUHAN menyertai Rut dan Naomi tanpa mereka sadari. Mereka dilindungi oleh TUHAN sepanjang perjalanan Moab ke Betlehem. Setiba di Betlehem, Rut yang peka langsung menyadari adanya peluang untuk bertahan hidup dengan memunguti jelai-jelai gandum yang jatuh (baca Imamat 19:9-10, 23:22 & Ulangan 24:19). Rut tidak tinggal diam dan menyerah, walaupun di dalam kondisi yang sedih dan berat, ia tetap bersikap proaktif. Tanpa ia sadari, ia tiba di sebuah ladang milik Boas, seorang pria yang baik, sopan dan bertanggungjawab. Ketika Rut berusaha, ia mendapatkan pertolongan dari TUHAN. Benar bahwa selalu membutuhkan dua sisi yaitu manusia bekerja dan TUHAN menolong. Rut tidak duduk diam di rumah, berdoa dan menantikan pertolongan TUHAN. Dia berproaktif bekerja di ladang dan bekerja dengan sangat giat “tidak berhenti untuk istirahat”. Hal tersebut diperhatikan oleh para pekerja Boas. Boas menawarkan makan siang kepada Rut dan memberikan makanan dalam jumlah banyak untuk Rut. Rut tidak hanya memakan makanannya sendiri (ia tidak rakus tetapi ia makan secukupnya) dan juga menyisihkan makanan untuk mertuanya. Setelah makan siang, Rut langsung bergegas melanjutkan pekerjaannya. Dia tidak berhenti untuk istirahat, dia berjuang untuk dirinya dan Naomi.

Boas yang adalah seorang pengusaha membangun sebuah kebudayaan saling menghormati di ladangnya. Dia adalah seorang bos yang cukup jeli yang langsung menyadari kehadiran seorang asing di ladangnya. Boas memerintahkan para pekerjanya untuk dengan sengaja menjatuhkan lebih banyak jelai gandum buat Rut. Boas juga berusaha untuk melindungi Rut dengan cara meminta Rut untuk tetap bekerja di ladangnya dan memerintah pekerjanya untuk tidak menyakiti Rut tetapi melindungi dirinya. Yang mengherankan adalah Boas tidak mengupah Rut sebagai karyawatinya. Boas membiarkan Rut tetap menjadi seorang pengemis yang mengumpulkan jelai. Mengapa demikian? Apakah agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial? Sebab orang Moab dibenci oleh orang-orang Yahudi.

Dalam kisah ini, pembaca dipaparkan dengan seorang yang gigih di dalam menghadapi penderitaan. Seorang yang tidak menyerah melainkan bersikap proaktif berjuang menyelesaikan masalahnya bahkan menjadi seorang pengemis yang bekerja dengan giat. Kemudian kita juga menyaksikan seorang yang menabur belas kasihan. Seorang yang mencerminkan karakter TUHAN di dalam memberi, berbagi dan melindungi.  Di dalam kondisi di mana tampaknya TUHAN sudah mati, TUHAN tidak hadir, TUHAN tidak peduli ternyata TUHAN tetap menyertai dan peduli.

Rut yang bersikap proaktif + Boas yang gentlemen + Kasih Setia TUHAN di dalam memberkati dan melindungi = theodrama. Rut tidak menyadari bahwa dia sedang berada di dalam theodrama (drama TUHAN). Dia tidak mengetahui bahwa dia bakal menjadi nenek moyang Daud dan kemudian nenek moyang Kristus. Dari perspektif manusiawi, Rut sedang mengalami penderitaan yang berat – kekacauan politik, krisis ekonomi, ketegangan rasial dan penderitaan keluarga. Masa depannya tampak suram dan tidak berpengharapan, sepertinya TUHAN sudah mati. Akan tetapi dari perspektif ilahi, TUHAN sedang bekerja “sebuah theodrama sedang berlangsung”. Rut bekerja karena imannya terhadap TUHAN dan Boas yang dengan setia membangun “budaya rohani” di tengah-tengah pekerjanya. Kemudian dua orang yang beriman dan setia dipadukan di dalam theodrama menghasilkan sebuah kehidupan yang penuh berkat tidak hanya untuk mereka tetapi juga bagi seluruh umat manusia.

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12