Manusia narsis mirip dengan manusia balon yang
bisa membesar dan mengempis. Manusia balon merupakan kondisi manusia yang tidak
memberikan hidupnya untuk dikuduskan oleh kebenaran (Yoh 17.19). Apa yang
mengendalikan manusia balon? Ego! Kebutuhan utama manusia balon adalah
kebutuhan untuk “membesarkan diri” yakni ia harus ditiup setiap saat untuk
mempertahankan posisi besarnya. Manusia
balon harus dibesarkan dengan perasaan penting dan perasaan dikagumi (grandiose-self). Diri sendiri harus
menjadi “GRAND” atau “the aggrandizement
of the self”. Sebab dirinya dikuasai oleh perasaan kuatir yang berlebihan
yang disembunyikan melalui pelbagai pembuktian diri. Oleh karena tidak memiliki
keyakinan diri maka ia sangat membutuhkan vitamin
berupa pujian yang membesarkan dirinya. Paulus menasihatkan kita agar tidak mencari kepentingan sendiri atau
puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang
menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri (Filipi 2.3).
Manusia balon akan merasa terancam apabila ada
orang-orang yang lebih berpotensi di sekitar mereka. Sebab hidup bagi mereka
merupakan kompetensi meniup balon. Persahabatan dilihat dari sisi “keuntungan”
sebab mereka hanya bersahabat dengan orang-orang yang bisa mendatangkan
keuntungan atau hanya sama orang-orang yang dapat mereka kendalikan.
Manusia balon adalah eksibionis alias suka pamer.
Hobbi mereka adalah memamerkan kehebatan diri dan menyembunyikan kelemahan
mereka. Kelemahan adalah hal yang
pantang diungkapkan kecuali kelemahan yang dapat mendatangkan pujian dan
memegahkan diri. Di setiap percakapan, mereka akan berupaya untuk memancing
pujian. Pujian dan pengakuan adalah nafas hidup mereka sebab mereka tidak dapat
hidup tanpanya. Mereka yang hypersensitif dapat mendeteksi pujian yang sedikit
dibuat-buat. Mereka tetap akan merasa senang atas pujian yang diutarakan tetapi
mereka tidak menyukai orang yang mengutarakan pujian yang terlalu dibuat-buat.
Dan mereka termasuk orang yang sangat mudah iri hati. Mereka hanya mau merasa
berada di atas orang-orang yang mereka pandang remeh. Mereka memanfaatkan
kelebihan mereka untuk menghina orang-orang yang mereka pandang remeh dan
sangat berhati-hati di dalam mempertahankan kehebatan mereka. Mereka cenderung
menyembunyikan kelemahan mereka. Yakobus menegaskan, Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri,
janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! (Yak
3.14). Yakobus juga mengingatkan, di mana
ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala
macam perbuatan jahat (Yak 3.16).
Menurut Yakobus orang-orang yang dikendalikan iri
hati akan menggunakan hikmat dari iblis untuk bertindak, hikmat yang sifatnya
merusak. Sedangkan hikmat dari sorga berbeda.
Tetapi hikmat
yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah,
penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak
munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk
mereka yang mengadakan damai. (Yak
3.17-18)