Wednesday, 13 March 2013

TAKUT DAN PERCAYA



Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!
Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. (Lukas 12.4-7)

Kia (bahasa Hokkien takut) merupakan kata yang lazim dalam masyarkat Batam dan sekitarnya di kalangan orang-orang Tionghoa.  Kiasu (takut kalah), kiasi (takut mati) atau kiabo (takut istri) bahkan menjadi karakteristik orang-orang Singapore. Kiabolui (takut tidak ada uang), kiasekpai (takut gagal), kia nang thoi bue khi (takut diremehkan) juga menjadi pendorong bagi orang-orang untuk berjuang agar selalu dalam posisi kemenangan. Tidak jarang kita mendengarkan orang mengatakan bahwa mereka tidak bisa mengunjungi ibu yang melahirkan karena takut keberuntungan mereka akan dirampas oleh sang ibu dan bayi yang baru lahir. Ada juga orang yang takut mengunjungi atau bahkan melihat ke dalam rumah yang sedang berduka pada momen imlek karena takut keberuntungan imlek akan minggat dari mereka karena mereka telah bersentuhan dengan hal yang dianggap membawa “sial”. Ada juga yang takut mempercayai Yesus Kristus, TUHAN yang menjadi manusia sebagai Juruselamat karena takut dihukum oleh dewa-dewa tertentu.

Perkataan Yesus di atas sangat menarik. Pertama, Ia mengatakan “Jangan takut” kemudian Ia berkata, “Takut”, apa yang dimaksud dengan jangan takut dan kemudian takut? Yesus berkata, “jangan takut” pada yang bisa menyakiti tubuh, pada kuasa yang bersifat sementara tetapi takutilah Dia yang memiliki kekuasaan abadi, oleh sebab itu, “jangan takut” sebab Ia memelihara. 

Jangan takut … pada yang hanya bisa menyakiti tubuh
Takut … pada Sang Pencipta kehidupan
Jangan takut… sebab Sang Pencipta memelihara

Jangan takut pada hal-hal eksternal yang mengamcam atau membahayakan tetapi takutlah Dia yang Maha Kuasa. Dan percayalah pada Dia sebab kita lebih berharga dari burung pipit dan bahkan jumlah rambut kita pun dihitung oleh-Nya. Bagaimana kita merekonsiliasi takut pada-Nya namun juga percaya pada-Nya? Bagaimana kita dapat takut dan percaya pada saat yang bersamaan? Bukankah takut dan percaya adalah dua sifat yang saling bertentangan? Benar bahwa kita tidak mempercayai apa yang kita takuti, ketika kita percaya kita tidak takut, ketika kita takut kita tidak mempercayai sehingga Yohanes mengatakan, “di dalam kasih tidak ada ketakutan, kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan” (1 Yoh 4.18). Nah, karena kasih TUHAN yang sempurna sehingga kita dapat menaruh kepercayaan pada kasih setia-Nya.

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. (Yesaya 41.10)

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12