Tuesday, 4 December 2012

JAGA DIRI!



KITA SUDAH MEMASUKI MINGGU-MINGGU ADVEN menjelang akhir tahun 2012. Globalisasi telah menjadikan dunia semakin terhubung (interconnected) dengan sistem yang rumit dan abstrak sehingga apa yang terjadi di sebuah negara dapat mempengaruhi negara lainnya. Ancaman pemanasan global, terorisme, krisis ekonomi di Eropa, gejolak sosial yang terjadi di negara-negara Arab, potensi tsunami, krisis energi, krisis pangan dan penyakit epidemik merupakan ancaman yang diwaspadai oleh dunia. Pemberitaan media yang sudah tidak terkendali menambah kepanikan penduduk dunia. Mendengar, membaca dan menonton berita-berita mengenai peristiwa-peristiwa yang merampas ketenangan manusia serta beresiko mengancam keberadaan manusia memberikan rasa waswas (baca Lukas 21.26).

Ancaman terhadap kehidupan tidak hanya memberikan rasa was-was tetapi barangkali juga akan menyakitkan. Sebagian keluarga di Syria saat ini saling bermusuhan akibat ada anggota keluarga yang bergabung dengan tentara pemberontak dan ada yang memilih untuk mendukung presiden Bashar Ashad. Seorang ibu yang tidak mau namanya disebut, mengatakan 4 orang anaknya bergabung dengan pasukan pemberontak dan seorang anaknya membela presiden Ashad. Hati ibu tersebut sangat terpukul, dan bahkan ia dijauhi oleh famili lainnya dan ia hanya berharap anak-anaknya bisa makan bersama semeja.

Untuk mengalihkan perhatian dari peristiwa-peristiwa yang mengancam dan menyedihkan, manusia beralih pada pesta-pora, kemabukan dan kepentingan duniawi lainnya. Manusia mengambil sikap, “mengapa harus pusing, besok kita juga lenyap, oleh sebab itu mari beriang-gembira sebab besok kita sudah tiada”. Sikap kekosongan atau “nihilisme” pun mengambil alih kehidupan manusia. Manusia menjadi apatis pada kehidupan dan masa depannya sendiri. Dunia ini sibuk memproduksi dan menawarkan “antidote” stress dan kekuatiran kepada manusia tanpa memikirkan bagaimana dengan sampah-sampah elektronik dan polusi yang semakin menggunung. Di akhir tahun, masyarakat AS disodorkan berbagai promosi seperti, Thanksgiving-Day Sales, Black-Friday Sales, dan Christmas Sales. Keberadaan Internet telah menjadikan sales seperti ini tidak hanya diperuntukkan bagi penduduk AS tetapi juga seluruh dunia. Sebagai contoh, Amazon menawarkan diskon Black-Friday untuk beranekaragam produk dan sertai dengan waktu count-down. Sistem pemasaran sekarang menciptakan perasaan “urgensi” yakni kalau mau berbelanja murah harus bergerak cepat sebelum kehilangan keistimewaan (privilege).

Di momen, diskon besar-besaran terus digembar-gembor, sebuah pabrik garmen di Bangladesh terbakar. Oleh karena pintu emergensi terkunci, api meraup nyawa 112 pekerja pabrik yang umumnya perempuan. Pabrik tersebut memproduksi pakaian untuk Walmart, Disney dan Sears. Ketika para shoppers diwawancari saat mereka berbelanja, mereka mengatakan mereka tidak memikirkan tentang peristiwa kematian 112 pekerja pabrik di Bangladesh, yang penting pakaian yang mereka beli itu murah-meriah. Manusia saat tidak lagi memikirkan bagaimana produk mereka diproduksi, bagaimana kondisi para pekerja yang mengerjakan produk mereka, pengeloaan limbah dan bagaimana solusi tentang sampah elektronik yang menggunung, yang penting mereka memperoleh produk dan membuat hati mereka senang.

Perasaan hampa, cemas, kuatir yang kemudian mengalihkan manusia untuk berpesta-pora, beria-ria, mencari kehebohan dapat menjadi “jerat” bagaikan benang kusut yang menjerat kaki manusia. Atau bagaikan sarang laba-laba yang menjaring mangsa sebelum dijadikan menu makan malam. Yesus mengingatkan kita agar melihat tanda-tanda zaman, menyadari bahwa Kerajaan Allah sudah dekat! (Luk 21.31) dan berjaga-jaga supaya dapat tahan berdiri (Luk 21.36).

Jadi siapa yang dapat menolong kita? Bagaimana kita dapat diselamatkan?  “TUHAN itu baik dan benar sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat” (Mzm 25.8). Ia membimbing orang yang rendah hati  (baca Mzm 25.9). Jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran (baca Mzm 25.10). Oleh sebab itu pemazmur memohon, “Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat. Tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN” (Mzm 25. 7). Yesus berpesan, “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa!” (Luk 21.35). Berjaga dirilah agar hati kita tidak terjerat oleh pesta-pora, kemabukan dan berbagai kepentingan duniawi lainnya!

Berjaga-jaga merupakan tindakan yang bersifat aktif. Berjaga berarti melatih diri, mempersiapkan diri, dan dalam kondisi siap siaga. Semestinya setiap rumah menyediakan tas emergensi yang di dalamnya terdapat berbagai perlengkapan untuk hal yang diluar duga – kebakaran, kerusuhan, gempa bumi atau tsunami. Tas tersebut diisi dengan perlengkapan yang diperbaharui setiap 6 bulan sambil memperhatikan tanggal kadaluarsanya. Tas emergensi (rohani) berisikan: surat-surat penting (identitas sebagai anggota Kerajaan Sorga), air mineral/botol air (air hidup & penyertaan Roh Kudus), 1 stel pakaian (penyelamatan dan pembaharuan), biscuit, coklat, cereal, makanan kaleng yang tidak membutuhkan pembuka kaleng (makanan rohani), senter, baterai, lightsticks, pisau lipat (Kebenaran). Tanpa secara rutin melatih dan mempersiapkan diri secara rohani, kita tidak akan sanggup menghadapi hari yang mengejutkan. Pelarian (pesta-pora, kemabukan, keinginan lainnya) tidak akan menolong melainkan justru hanya akan menjerat. Oleh sebab itu, persiapkan diri dari sekarang!






Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12