“Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia” (2 Kor 5:16).
Dalam tulisan C. S. Lewis yang berjudul The Chronicles of Narnia, yang pertama menemukan dunia Narnia di balik lemari pakaian bukanlah tiga kakaknya yang pintar-pintar tetapi Lucy yang polos dan paling muda. Lucy kemudian diteguhkan sebagai ratu di dunia Narnia oleh Aslan, Sang Singa Yehuda. Lucy juga mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Aslan. Menjadi istimewa dan diperlakukan dengan istimewa menjadi keinginan banyak orang. Untuk memenuhi keinginan orang-orang merasakan pelayanan istimewa maka ditawarkan VIP Lounge, Business Class, Executive Class, VIP Pass. Bahkan menu sederhana seperti mie goreng dan nasi goreng juga tidak mau kalah sehingga ada mie goreng spesial, nasi goreng biasa dengan nasi goreng spesial.
Keinginan untuk menjadi istimewa pun menjadi ideologi banyak orang. Tidak heran, apabila banyak orangtua yang menginvestasi banyak waktu dan dana mengharapkan anak-anak mereka menjadi istimewa. Guru-guru bekerja keras membekali murid-murid mereka berharap menghasilkan murid-murid yang istimewa. Hidup menjadi tidak lengkap, atau ada yang kurang jika hidup ini tidak istimewa. Hidup menjadi hampa dan tidak berarti jika hidup ini tidak istimewa. Karena ingin menjadi spesial manusia mengenakan topeng - topeng profesi, topeng berpacaran, topeng keluarga, topeng media sosial dan seterusnya. Kita merasa ada yang kurang apabila kita tidak istimewa. Kita merasa hampa apabila hidup kita tidak istimewa. Karena tekanan dari berbagai pihak, tidak mengherankan apabila anak-anak berteriak, kami tidak mau menjadi istimewa, kami hanya mau menjadi manusia biasa-biasa saja karena lelah menjadi istimewa.
Saul termasuk orang yang istimewa…
- Paling elok (tampan) di Israel (1 Sam 9:2)
- Paling tinggi di Israel (1 Sam 9:2)
- Dipilih oleh TUHAN untuk menjadi raja (1 Sam 9:17; 10:24)
- Dipenuhi oleh Roh Allah (1 Sam 10:10)
- Bernubat seperti nabi-nabi (1 Sam 10:11)
- Berwibawa dan diikuti oleh orang-orang gagah perkasa (1 Sam 10:26)
- Memahami strategi perang (1 Sam 11:11).
Yahweh menolak raja Saul bukan karena dia istimewa tetapi karena dia tidak menghormati Yahweh dengan memberikan persembahan menggantikan Samuel (1 Sam 13). Yahweh menyesal karena Saul tidak melakukan firman-Nya (1 Sam 15:10). Saul tidak menaati perintah Yahweh (1 Sam 13:13). Keistimewaan Saul menjadi tidak berarti karena dia tidak menaati Yahweh. Kita tidak perlu berjuang untuk menjadi istimewa untuk menarik perhatian TUHAN. Kita tidak bisa berjuang untuk menjadi istimewa untuk memperoleh kasih sayang TUHAN. Mendengarkan dan memelihara firman TUHAN dalam hidup kita menarik perhatian TUHAN.
Setelah menolak Saul, Yahweh memerintahkan nabi Samuel untuk mencari pengganti Saul. Namun Samuel takut kalau hal ini diketahui oleh raja Saul maka dia akan dibunuh (1 Sam 16:2). Maka Yahweh memberitahu Samuel untuk mengatakan kalau dia akan menyelenggarakan upacara pengorbanan (1 Sam 16:3). Yahweh berpesan agar Samuel mengundang Isai (keturuan Boas dan Rut) ke acara tersebut.
Ketika Samuel melihat Eliab, Samuel merasa inilah orangnya sebab Eliab tampan dan tinggi. Tampaknya Samuel mencari pengganti raja Saul yang mirip dengan Saul yaitu orang yang tampan dan tinggi. Samuel melihat yang menurut dia istimewa, tetapi ternyata apa yang menurut Samuel istimewa tidak demikian bagi TUHAN. Anak-anak Isai satu per satu melewati depan Samuel namun tidak satupun yang dipilih TUHAN. Mungkin waktu itu, Samuel mulai merasa galau, “TUHAN, gimana sich, kok ga satupun terpilih. Bukankah mereka ini hebat-hebat”
Ternyata Isai masih mempunyai seorang anak lagi. Dia masih kecil dan adalah seorang gembala. Umumnya, setiap keluarga mempunyai beberapa ekor domba, dan anak kecil dipercayakan untuk menggembalakan domba-domba tersebut. Pekerjaan sebagai gembala adalah pekerjaan rendah yang tidak berarti. Kakak-kakaknya pasti bertanya-tanya di dalam hati, kenapa adik bungsu mereka yang terpilih? Samuel juga pasti bertanya-tanya mengapa Daud yang terpilih?
Daud menurut pandangan manusia:
- Bagi kakak-kakaknya, Daud hanyalah seorang anak yang pemalas dan bandel (1 Sam 17:28)
- Bagi Samuel, Daud hanyalah seorang anak kecil yang tampan (1 Sam 16:12)
- Bagi Saul, Daud hanyalah seorang pelayan (1 Sam 16:22)
- Bagi ayahnya, Daud hanyalah seorang gembala, pembawa makanan dan pencari kabar tentang kakak-kakaknya (1 Sam 17:15-18)
Daud mengerjakan tugasnya dengan setia. Setelah diurapi sebagai raja, Daud melayani sebagai seorang musikus bagi raja Saul untuk menenangkan hati Saul yang sangat bergejolak dan tidak stabil. Pekerjaan Daud sangat berbahaya karena dia melayani raja yang sakit jiwa, berkali-kali raja Saul ingin membunuh Daud tetapi tidak berhasil. Dan Daud masih menggembalakan kambing domba ayahnya (1 Sam 16:19). Daud tidak berjuang untuk menjadi istimewa melainkan dia menjalani tugas yang dipercayakan kepadanya sebagai gembala kambing domba ayahnya dan musikus bagi raja Saul. Daud tidak berjuang untuk menjadi signifikan tetapi dia setia pada tugasnya.
Daud menunggu. Daud tidak langsung memerintah sebagai raja walaupun dia sudah diurapi menjadi raja. Daud menjadi raja pada umur 30 (2 Sam 5:4). Berapa tahun Daud harus menunggu hingga dia menjadi raja, 10 tahun, 15 tahun? Daud tidak berambisi menjadi raja. TUHAN yang memilih dia menjadi raja. Dia tidak mengeluh mengapa dia sudah diurapi sebagai raja tetapi dia tidak memerintah sebagai raja. Setahun, dua tahun berlalu. 10 tahun dan bahkan mungkin 15 tahun berlalu dan masih saja dia belum menjadi raja. Apabila Daud diurapi di usia 15 tahun maka dia harus menunggu 15 tahun baru memerintah sebagai raja. Dia tidak marah sama TUHAN dan dia juga tidak marah kepada nabi Samuel. Karena dia tidak berambisi menjadi raja. Dia menunggu.
Daud menolong sesama walau dirinya menderita. Dan selama 10-15 tahun ini Daud hidup dalam pelarian, bersembunyi di dalam gua-gua dan mencari makanan untuk dirinya dan para pengikutnya. Karena bahaya dan letihnya hidup dalam pelarian, Daud kemudian menitipkan orangtuanya kepada raja Moab (1 Sam 22:3). Daud tidak sendirian, dia diikuti oleh 600 pria (1 Sam 27:2; 30:9). Daud menyediakan peristirahatan dan keteduhan bagi 600 pria yang sedih dan kehilangan. Setelah Daud menjadi raja, orang-orang ini dia angkat menjadi kepala pasukan (1 Taw 12). Selama pelarian, Daud juga memberikan bantuan kepada kota-kota yang membutuhkan bantuan - Daud menyelamatkan kota Kehilia (1 Sam 23).
Ketika Brenda McLain mendaki sebuah tebing gunung Santa Monica pada bulan Nopember 2006. Pada saat dia sedang istirahat sambil bergantung di tali, tiba-tiba salah satu tali menghempas wajahnya sehingga lensa matanya terlepas dan terjatuh. Dia merasa sangat sedih karena dia sedang berada di pertengahan tebing, sulit untuk naik dan juga sulit untuk turun karena tidak dapat melihat dengan jelas tanpa lensa matanya. Dia berdoa memohon ketenangan hati sambil berharap bisa menemukan lensa matanya. Dengan susah payah, akhirnya dia berhasil manjat ke atas. Di tempat perhentian, teman Brenda membantu mencari lensa matanya tetapi tidak menemukannya.
Sore hari itu, dengan bantuan teman-temannya, Brenda berhasil turun ke bawah dan bertemu dengan tim pemanjat yang lain. Tiba-tiba ada seorang yang berseru, siapa yang kehilangan lensa kontak mata pada hari ini? Ternyata orang tersebut melihat sebuah lensa mata yang bergerak karena diangkat oleh semut. Brenda menceritakan pengalaman tersebut kepada ayahnya dan ayahnya yang adalah seorang cartoonist menggambar semut mengangkat lensa dan mengucapkan, “Lord, I don’t know why in the world You want me to carry this thing. I can’t eat it. build with it and its awfully heavy. but if this is what You want me to do, I’ll carry it - as long as You want me to…”
Daud tidak mengerti mengapa Dia dipilih oleh TUHAN untuk menjadi raja atas Israel dan Yehuda sebab tugas tersebut merupakan beban yang sangat berat. Dia dibenci oleh kakak-kakaknya yang cemburu. Dia harus melayani raja Saul yang ingin membunuhnya. Dia harus berada dalam pelarian selama mungkin 10 hingga 15 tahun. Daud tidak spesial di hadapan saudara-saudaranya. Dia tidak spesial di hadapan Samuel. Dia juga tidak spesial di hadapan raja Saul maupun ayahnya. Dia hanya seorang yang biasa-biasa saja.
Saudara tidak perlu menjadi spesial dalam pandangan orang lain sebab jauh lebih penting apabila bila Saudara istimewa dalam pandangan TUHAN. Orang lain menilai Saudara dari kemampuanmu, kehebatanmu, daya gunamu sedangkan TUHAN melihat dirimu dari hatimu. TUHAN menghargaimu bukan karena prestasimu tetapi karena ketulusan hatimu. Jadilah istimewa di hadapan TUHAN. Kiranya TUHAN menolong kita!