Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka dan Aku akan meniadakan binatang buas dari tanah itu, sehingga mereka dapat diam di padang gurun dengan aman tenteram dan dapat tidur di hutan-hutan.
Aku akan menjadikan mereka dan semua yang di sekitar gunung-Ku menjadi berkat; Aku akan menurunkan hujan pada waktunya; itu adalah hujan yang membawa berkat.
Pohon-pohon di ladang akan memberi buahnya dan tanah itu akan memberi hasilnya. Mereka akan hidup aman tenteram di tanahnya. Mereka akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku mematahkan kayu kuk mereka dan melepaskan mereka dari tangan orang yang memperbudak mereka.
Mereka tidak lagi menjadi jarahan bagi bangsa-bangsa dan binatang liar tidak akan menerkam mereka, sehingga mereka akan diam dengan aman tenteram dengan tidak dikejutkan oleh apapun.
Aku akan mendirikan bagi mereka suatu taman kebahagiaan, sehingga di tanah itu tidak seorangpun akan mati kelaparan dan mereka tidak lagi menanggung noda yang ditimbulkan bangsa-bangsa.
Dan mereka akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, Allah mereka, menyertai mereka dan mereka, kaum Israel, adalah umat-Ku, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Kamu adalah domba-domba-Ku, domba gembalaan-Ku, dan Aku adalah Allahmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH" (Yehezkiel 34:25-31).
Manusia merupakan “mahkota" dari seluruh ciptaan TUHAN sebab manusia merupakan satu-satunya makhluk hidup yang diciptakan dalam rupa dan gambar Allah dan diberikan roh. Manusia merupakan makluk hidup dengan satu keutuhan tubuh, jiwa dan roh. Manusia juga diberikan kebebasan sehingga dirinya dapat berpikir, bertindak, berinovasi, berjuang, bereksplorasi dan terus berkembang. Kemudian manusia mendesain kalender, jam, membuat berbagai alat dan mendesain sistem penataan untuk mendukung kehidupan di planet bumi ini.
Alkitab menggambarkan bahwa manusia secara terus-menerus ingin menyamakan diri dengan TUHAN atau ingin mentuhankan diri sendiri. Manusia ingin berjuang sendiri dan melepaskan diri dari TUHAN. Manusia berjuang untuk memegahkan diri. Jika kita bertanya, apa yang sebenarnya dicari manusia? Sebenarnya manusia mencari kebahagiaan dan makna hidup. Namun keegoisan dan kebobrokan manusia mengarahkan manusia untuk saling menindas, saling menjatuhkan, saling merusak dan saling menyakiti. Raja Salomo mengatakan, “Ada lagi yang kulihat di bawah matahari; di tempat pengadilan, di situ pun terdapat ketidakadilan, dan di tempat keadilan, di situ pun terdapat ketidakadilan” (Pengkhotbah 3:16). Ada orang yang bekerja, menghimpun, menimbun kekayaan namun orang lain yang menikmatinya (Pengkhotbah 2:26). Ada orang yang mengumpulkan harta kekayaan cukup untuk beberapa generasi keturunan, namun harta kekayaan mereka pun dirampas oleh orang lain.
TUHAN mengadakan Perjanjian Shalom” untuk memulihkan kondisi manusia. TUHAN ingin menghadirkan Damai Sejahtera di tengah gejolak manusia dalam ketidakpuasan, kekuatiran, ketakutan, kegelisahan dan keresahan. TUHAN ingin menjadikan kita “berkat” bagi sesama. TUHAN ingin memberikan kita berkat dan mengaruniakan kita kesempatan untuk menikmati berkat tersebut. TUHAN ingin membuat hidup kita aman tenteram. TUHAN ingin menyediakan Taman Kebahagiaan bagi kita sebab kita adalah domba gembalaan-Nya. Dan TUHAN mengundang kita untuk menerima penggembalaan-Nya di Taman Kebahagiaan. Bersediakah Saudara menerima undangan TUHAN sehingga jerih payah kita di dunia ini tidak sia-sia? Kiranya berkat yang kita terima tidak masuk ke dalam dompet yang berlubang. Kita dapat memaknai penderitaan kita sebab sekalipun di masa-masa sulit dalam hidup kita, TUHAN senantiasa menyertai, menguatkan dan menghibur kita. Amin.