Dalam rancangan TUHAN, tidak baik bagi manusia untuk seorang diri saja. TUHAN memberikan manusia untuk melaksanakan mandat-Nya yakni “mengusahakan dan memelihara” ciptaan-Nya (Kej 2:15). TUHAN ingin manusia berkarya dan mengembangkan ciptaan-Nya dimulai dengan memberikan nama kepada binatang (Kej 2:20). Memberi nama merupakan upaya untuk mengenal ciptaan Allah. Mengenal karakteristik dan keunikannya setiap binatang merupakan tahap awal dalam mendominasi makhluk ciptaan Allah. Hal ini bagaikan ketika saudara dihadiahkan sebuah smartphone, Saudara belajar mengenal fitur dan cara penggunaan serta perawatan smartphone tersebut. Tuhan ingin manusia mengembangkan (progress) peradaban - sebuah progress dari Taman Eden hingga Kota Taman (Yerusalem Baru).
Penugasan dari Yahweh atau yang sering kali dikenal dengan istilah “mandat budaya” membutuhkan kerjasama. Oleh sebab itu TUHAN Allah berfirman, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong (ezer) baginya, yang sepadan dengan dia” (Kej 2:18). Yahweh sedang berbicara dengan siapa? Ada yang berargumen bahwa Yahweh sedang berbicara kepada malaikat tetapi tidak ada indikasi bahwa malaikat dilibatkan dalam karya penciptaan. Para teolog berpendapat bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus berinteraksi dalam penciptaan. Kemudian mengapa Yahweh berkata, “Tidak baik”, bukankah sebelumnya Yahweh selalu berkata, “baik”? Mengapa setelah menciptakan manusia bahkan dengan kesimpulan “sungguh amat baik”, kini menjadi tidak baik?” Kesepian itu tidak baik, kesepian bukan bagian dari rancangan Yahweh. Yahweh menciptakan manusia dan ingin menjadikan manusia sebagai makhluk sosial.
Kata “penolong” di sini berarti mendukung, menolong, berbagi tugas yang sama dan juga bisa berarti bantuan militer, bantuan dari Tuhan. Juga berarti “tidak lengkap” tanpa penolong. Ezer berarti “helper-companion” (sahabat penolong). Jadi, kata “ezer” disini juga bisa diterjemahkan sebagai “sahabat” (baca Kidung Agung 5:16). Panggilan seorang istri adalah menjadi sahabat suaminya dan menolong suaminya untuk melaksanakan misi Allah di dunia ini yakni mengusahakan ciptaan Allah, mengusahakan kesejahteraan sesama dan menghadirkan Kerajaan Allah.
Yahweh membuat penolong tersebut dari “tulang rusuk” manusia. Lalu Yahweh Allah membuat manusia itu tidur nyenyak, ketika ia tidur, Yahweh mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging” (Kej 2:21). Hal ini mengimplikasikan bahwa perempuan bukan makhluk yang lebih rendah. Perempuan bukan untuk diremehkan, dihina atau diperbudak melainkan untuk dirangkul, dipeluk, disayang. Tulang rusuk mengimplikasikan “kesepadanan”. Dengan kata lain, suami-istri merupakan sahabat yang sepadan, sahabat yang intim.
Ketika menerima “penolong” tersebut, manusia itu berkata, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” (Kel 2:23). Hal ini mengimplikasikan kedekatan dan keintiman - telanjang tetapi tidak malu (Kej 2:25). Penolong yang sepadan ini sangat dekat bahkan disebut “satu daging” (Kej 2:24). Orang yang terdekat dengan dirimu di dunia ini adalah suamimu sendiri. Petrus menegaskan bahwa istri merupakan “teman pewaris dari kasih karunia yaitu kehidupan”, oleh sebab itu mereka perlu dihormati agar doa para suami tidak terhalang (1 Pet 3:7).