Safe mengisahkan pertemuan Luke Wright, seorang mantan
polisi yang dikhianati oleh rekan-rekannya dan kehilangan isterinya karena
dibunuh oleh mafia Rusia dengan seorang gadis bernama Mei asal China yang
diculik dan dipaksa bekerja bagi mafia China di New York. Film ini
menggambarkan kejahatan dan kebobrokan manusia. Yang kuat menindas dan
mengeksploitasi yang lemah demi keuntungan. Mafia Rusia dan polisi korup
membuat kehidupan Luke Wright terdesak hingga akhirnya ia memutuskan untuk
mengambil jalan pintas – bunuh diri. Namun pertemuan dia dengan Mei mengubah
niatnya. Ia berusaha menyelamatkan Mei. Dengan kata lain, dua orang yang
kehilangan, tertindas dan menderita saling menolong untuk membebaskan diri dari
mafia dan polisi korup. Ketika Mei mengucapkan terima kasih kepada Wright
karena sudah menyelamatkannya, Wright mengatakan, justru Mei yang telah
menyelamatkannya. Dua orang yang sama-sama kehilangan dapat saling menolong dan
menguatkan. Dua orang yang menderita sakit dapat saling menghibur dan saling
melegakan. C. S. Lewis mengatakan, “Friendship is born when one man says to
another: “What! You too?” I thought that no one but myself”. Persahabatan baik
terjalin melalui pergumulan dan penderitaan.
Kebobrokan manusia menyusupi setiap dimensi
kehidupan. Ketidakadilan, penindasan, eksploitasi terus merajalela.
Dehumanisasi merusak gambar dan rupa Allah dalam diri manusia. Manusia dapat
menyembunyikan kejahatannya melalui pencitraan diri, tetapi Allah mengenal hati
manusia. Jangan tenggelam di dalam persoalan pribadi tetapi berempati dan berikan
bantuan kepada sesama manusia yang juga menderita. Kadangkala, ketika kita
memberikan pertolongan kepada sesama, tanpa kita sadari kita juga menemukan
jalan keluar dari “kabut permasalahan”. Menolong yang lemah dan membela
keadilan merupakan tindakan dalam rangka memanusiakan manusia. Let us shift
from self-pity to empathy towards the weak and the oppressed. Let us take a
small leap toward humanising humanity!
Jason Statham |
Catherine Chan |
Batam, 2 Juli 2014