Monday, 21 July 2014

BANTAL MENJADI ALTAR

Esau dan Yakub merupakan gambaran manusia. Esau merupakan gambaran manusia yang mengejar pemuasan instan (instant gratification). Acedia (bahasa Latin). Tujuan hidupnya hanya sebatas kenikmatan sementara. Mungkin bisa digunakan untuk menggambarkan Esau, yakni seorang yang tidak percaya dan tidak peduli. Seorang yang bersedia menukarkan masa depannya dengan kesenangan sementara. Seorang yang tidak tepat janji. Dia lupa bahwa dia sudah menukarkan hak kesulungannya dengan semangkuk kacang merah. Mengapa dia marah dan ingin membunuh Yakub? Bukankah dia tidak layak marah? Bukankah itu sebuah kesepakatan antara Esau dengan Yakub?

Yakub merupakan gambaran manusia yang sangat berorientasi pada tujuannya (a goal oriented person). Seorang yang trajektori hidupnya adalah untuk berkompetisi dan mengalahkan orang lain. Seorang yang sangat berfokus dalam mencapai tujuannya. Seorang yang bisa dengan sabar menantikan kesempatan yang terbaik untuk membeli hak kesulungan dengan semangkuk kacang merah. Seorang yang bekerja keras, gigih dan tidak akan mengalihkan perhatiannya dari tujuannya (a very focused person). Seorang yang cerdik, licik, egois dan penuh siasat yang didemonstrasikan dalam cara dia membeli hak kesulungan (Kej 25:29-34), menipu ayahnya (Kej 27:35), menggunakan nama TUHAN untuk berbohong (Kej 27:20), memperoleh ternak Laban (Kej 30:25-43).

Dosa telah merusak seluruh kehidupan bahkan seluruh ciptaan Allah. Tidak ada satupun yang benar di hadapan Allah. Tidak heran ketika Paulus berkata,

Roma 8:22 Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.

Sekitar 100 tahun yang lalu, seorang ilmuwan bernama George Murray Levick kaget ketika ia menemukan kebobrokan hubungan seksual antar penguin di Antartika (1911 – 1912). Ketika ia mempelajari siklus berkembang biak penguin, ia menemukan keganjalan dimana anak penguin berhubungan seksual dengan ayahnya, penguin jantan berhubungan seksual dengan penguin jantan, atau penguin jantan dengan penguin betina yang sudah meninggal atau kadang membunuhnya setelah berhubungan intim. Levick kemudian menuliskan penemuannya ini dalam bahasa Yunani agar tidak dibaca oleh banyak orang. Kini buku catatan Levick diabadikan di Natural History Museum.[1]

Esau sangat marah karena Yakub telah mengambil berkat hak kesulungannya. Di dalam kemarahannya, Esau ingin mencabik-cabik Yakub, dia ingin membunuh Yakub (Kej 27:11). Atas saran ibunya, Yakub melarikan diri dari rumah, terpisah dari ayah dan ibunya. Keterpisahan dari TUHAN (estrangement / alienation) merupakan kondisi manusia setelah kejatuhan dari dosa Keegoisan, ketamakan, iri hati, kesalahpahaman, perselisihan merusak hubungan manusia. Jiwa manusia berada dalam keadaan lelah. Homelessness dan restlessness merupakan gambaran jiwa yang tidak ber-rumah (terpisah dari TUHAN) dan lelah karena kehilangan makna hidup.

TUHAN mengunjungi Yakub yang homeless dan restless. Melalui mimpi, TUHAN menunjukkan kepada Yakub bahwa dia tidak sendirian, tetapi TUHAN menyertai. Dia tidak kehilangan sebab TUHAN mengayomi dan mengampuni. Hidupnya bukanlah tidak bermakna sebab hidupnya di bumi selalu terhubung (memiliki akses) dengan kehidupan sorgawi. Hidup ini bukan soal makan, minum maupun soal kemenangan dan kehebatan tetapi ada aktivitas spiritual yang berlangsung (malaikat naik turun tangga). Dan TUHAN rindu untuk mengembangkan kehidupannya (human flourishing).



Ketika bangun, Yakub menyadari bahwa ia sedang bermimpi dan mimpi ini berasal dari TUHAN. Dengan kata lain, Yakub tidak sedang mengalami Lucid Dreaming. Menurut sebagian psikolog, ada orang-orang yang mampu mengendalikan mimpinya sendiri yakni dengan menyadari bahwa ia sedang berada di dalam mimpi. Ia dapat mengeceknya dengan melihat beberapa angka di dalam mimpinya dan kemudian menoleh ke lain dan kembali melihat angka-angka tersebut. Nah, apabila angka tersebut berubah posisi atau bergerak, maka ia sedang bermimpi. Kemudian ia dapat mengarahkan mimpinya sesuai dengan pikirannya. Pengalaman seperti ini disebut dengan Lucid Dreaming. Dalam mimpi, seseorang bisa melakukan apa saja, ia bisa terbang, lompat hingga mencapai ketinggian pesawat. Namun kita juga mesti berhati-hati sebab mengimajinasikan seseorang yang tidak ada sebagai sahabat dekat di dunia nyata menandakan seseorang menderita “sakit jiwa” alias “gila”.

Perjumpaan dengan TUHAN di dalam pelarian, menguatkan keyakinan Yakub tentang janji TUHAN kepada kakeknya, Abraham. Yakub bagaikan seorang pelarian yang baru saja menemukan “rumah” (home) dan “peristirahatan” (rest). From homeless to homey, from restless to restful. Yakub menememukan bahwa dirinya lebih besar dari jiwanya. Karena dirinya ternyata terdiri dari jiwanya + Roh TUHAN. Bantal batu merupakan simbol kelelahan, mengandalkan kemampuan sendiri, kesepian, keterpisahan. Sedangkan altar merupakan simbol penyertaan TUHAN, pemeliharaan TUHAN, kekuatan dan berkat TUHAN. Perjumpaan dengan TUHAN membuat Yakub mengubah bantalnya menjadi altar.

Seperti Yakub, kita menggunakan cara sendiri, berusaha sendiri, berjuang sendiri, putus asa, kehilangan, lelah, letih. TUHAN juga mengunjungi Anda dengan penuh kasih sayang. Ia merangkul dan mengayomi Anda yang lemah. TUHAN ingin “mengembangkan” (flourish) hidup Anda ke timur, barat, utara, selatan. TUHAN ingin memberkati, menyertai dan melindungi Anda yang kehilangan, kelelahan, tidak kuat lagi, tidak sanggup lagi menghadapi beban-benan kehidupan. TUHAN memberikan lelegaan. Yesus berkata,

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (Mat 11:28-30)

Kuk merupakan alat yang dipasang pada kerbau untuk membajak sawah. Kenapa kuk Yesus bisa ringan? Karena Dia lemah lembut dan rendah hati sehingga jiwa kita memperoleh ketenangan. Amin.


Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12