Wednesday, 8 February 2012

Doa Bapa Kami


“Doa Bapa kami” merupakan doa yang diajarkan Yesus tentang apa yang essensial di dalam kehidupan doa. Yesus mengajarkan murid-murid-Nya agar tidak berdoa seperti orang-orang yang narsis dan suka pamer yang memanjatkan doanya agar dilihat orang (di lorong-lorong, di persimpangan jalan, dengan bahasa tubuh dan ekspresi yang berlebihan). Apabila seseorang berdoa demi dilihat orang ataupun demi didengar orang maka ia tidak benar-benar doa, ia hanya sedang mengucapkan kata-kata kosong tidak berarti kepada udara. Ia tidak sedang berdoa kepada TUHAN melainkan sedang berdoa kepada udara. Sikap doa yang paling dasar adalah berdoa kepada TUHAN yang tidak kelihatan. Doa adalah sebuah interkoneksi antara yang kelihatan dan yang tidak kelihatan atau kontak jiwa dan roh kita kepada TUHAN yang tidak kelihatan. Doa adalah kontak spiritual diri kita dengan TUHAN baik dilakukan secara pribadi maupun di dalam komunitas. Jadi ketika hendak berdoa, kita diajarkan untuk masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan berdoa kepada Bapa yang ada di tempat yang tersembunyi - “bersolitusi” dan “berkonsentrasi”.

Hubungan TUHAN dengan kita adalah hubungan Bapa dan anak (Roma 8.15), hubungan yang akrab. Sebagai anak, seharusnya hidup kita juga berfokus dan berorientasi pada apa yang menjadi perhatian utama Bapa di Sorga yakni “kekudusan nama Bapa” dan “kedatangan Kerajaan-Nya. Hidup kita semestinya menjadi bagian dari rencana Agung Sang Bapa sehingga kita mesti mengagendakan hidup kita untuk berperan di dalam Kerajaan-Nya.

Melalui doa kita juga memohon kebutuhan dasar kita yakni kebutuhan fisik “makanan, minuman dan pakaian yang secukupnya”. Kita diingatkan akan kebutuhan “sehari” dan bukan kebutuhan untuk “berabad-abad”. Dan meminta untuk dipenuhi “secukupnya” bukan “berlebih-lebih”. Kebutuhan kita sehari-hari sangat sederhana tetapi kita selalu mengingini lebih. Dan keinginan lebih inilah yang seringkali meraup kebahagian kita. Kita mengingini makanan sampah atau junk food yang banyak, kita juga mengingini apa yang terlihat di etalase dan apa yang terlihat dimiliki oleh tetangga dan teman-teman kita. Padahal yang kita butuhkan hanyalah kebutuhan dasar yang essensial. Selain kebutuhan fisik kita juga mempunyai kebutuhan spiritual. Kita membutuhkan pengampunan dosa sehingga hidup kita secara terus-menerus diperbaharui dan disegarkan. Sebagai anak, karena kita sudah diampuni maka mari belajar untuk mengampuni sesama. Pengampunan membebaskan diri dari amarah, kebencian, irihati dan mendatangkan kebahagiaan.  Kebutuhan ketiga adalah kebutuhan dilindungi dari pencobaan. Kita perlu berdiam diri di dalam TUHAN agar kita dilindungi dari berbagai pencobaan.

'Doa Bapa Kami" diakhir dengan pengakuan akan "absolutisme kuasa Bapa". Doa yang disertai dengan sebuah keyakinan akan kuasa TUHAN yang mutlak dan tidak terkalahkan. Keselamatan dan hidup terjamin karena kuasa-Nya. Berbagai beban berat dalam hidup ini dapat kita tanggung karena iman atas kuasa-Nya bahwa Dia tetap memerintah hingga kekekalan.

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12