Sunday, 26 July 2020

KETIKA HASIL MENGECEWAKAN - KITAB HAGAI 2:1-10



Hagai 2:1-10 - Salah Fokus

Setiap kita pasti pernah mengalami masa-masa yang mengecewakan. Kita merasa sedih karena kerja keras kita tidak memberikan hasil yang kita harapkan. Atau kita merasa kita sudah bekerja keras, tetapi daripada mendapatkan pujian, kita malah menerima cercaan. Kita mungkin patah semangat dan tidak lagi sanggup melanjutkan apa yang sedang kita kerjakan. 

Setelah hampir 1 bulan membangun Rumah TUHAN, kesedihan meliputi hati orang banyak. Hal ini terjadi karena orang-orang yang lanjut usia yang pernah menyaksikan Rumah TUHAN yang didirikan Salomo mulai bernostalgia. Mereka menebar virus kekecewaan di tengah komunitas. Melihat Rumah TUHAN yang sedang dibangun, mereka menangis dengan suara nyaring (Ezra 3:12). Hal tersebut bagaikan tsunami yang menerjang orang-orang yang sudah bersemangat mendirikan Rumah TUHAN (Hagai 1:14). Mereka merasa Rumah tersebut SEPERTI TIDAK ADA ARTINYA dibandingkan dengan yang didirikan raja Salomo (Hag. 2:4).

Rumah TUHAN yang didirikan Salomo dihancurkan Babel pada tahun 587 SM. Banyak yang angkut ke Babel. Banyak imam yang kemudian dibunuh (2 Raj. 25:18-21). Hanya orang-orang miskin yang ditinggalkan di Yerusalem (2 Raj. 25:12). Setelah mengalahkan Babel, Cyrus (raja Persia) menitahkan pada tahun 539 SM bahwa orang-orang Yahudi boleh pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali Rumah TUHAN. Maka sebagian kecil memilih meninggalkan zona aman mereka dan pulang ke Yerusalem. Namun setelah berusaha keras, mereka merasakan segala perjuangan mereka SEPERTI TIDAK ADA ARTINYA.

Apakah Saudara merasa jerih payahmu, kerja kerasmu, bahkan disiplin rohanimu SEPERTI TIDAK ADA ARTINYA? Saudara merasa lelah karena setelah perjuangan panjang, hasilnya begitu tidak signifikan. Saudara tekun bersaat teduh setiap hari tetapi SEPERTI TIDAK ADA ARTINYA. Saudara merasa hidupmu tidak berbuah.

Semangat yang patah jauh lebih sulit disembuhkan daripada COVID-19. Pada tanggal 17 Oktober 520 SM, yaitu pada masa perayaan Pondok Daun (Im. 23:33-36), TUHAN berfirman, “Katakanlah kepada Zerubabel” (Hag. 2:3). Zerubabel adalah orang yang. menerima kepercayaan raja Persia untuk menjabat sebagai gubernur. Zerubabel merupakan keturunan Daud. Nama orang ini muncul baik di silsilah Yusuf (Matius) maupun di silsilah Maria (Lukas).

Berulangkali TUHAN menegaskan, “Kuatkanlah hatimu!” (Hag. 2:5).
Ketika mereka berhenti bekerja karena patah semangat, TUHAN berkata, “BEKERJALAH sebab Aku ini MENYERTAI kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, sesuai dengan JANJI yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengah kamu. Janganlah takut!” (Hag. 2:5-6). Untuk itu, kuatkanlah hatimu, bekerjalah, dan janganlah takut. Karena TUHAN semesta alam menyertaimu, Dia berpegang pada janji-Nya, dan Roh-Nya ada bersama-mu.

TUHAN bersabda, “Sedikit waktu lagi, maka Aku akan MENGGONCANGKAN langit dan bumi, laut dan darat. Aku akan MENGGONCANGKAN segala bangsa, sehingga BARANG-BARANG YANG INDAH kepunyaan segala bangsa datang MENGALIR, maka aku akan MEMENUHI Rumah ini dengan KEMEGAHAN, firman TUHAN semesta alam” (Hag. 2:8). TUHAN bagaikan mengguncangkan dompet bangsa-bangsa sehingga mereka mengeluarkan harta benda, barang yang indah-indah untuk keperluan Rumah-Nya.

TUHAN mengatakan, “Kepunyaan-Kulah perak, kepunyaan-Kulah emas” (Hag. 2:9). Karena seluruh kekayaan milik-Nya, TUHAN dapat dengan mudah memindahkan kekayaan dari tangan satu orang ke tangan orang berikutnya. Melaluii raja Darius, TUHAN semesta alam menyediakan bahan baku yang diperlukan untuk pembangunan Rumah TUHAN (Neh. 2:9). Well, pandemi COVID-19 akan menyebabkan perpindahan kekayaan dari seseorang kepada seorang yang lain, dari perusahaan yang satu kepada perusahaan yang lain, dari negara yang satu ke negara yang lain.

Ketika hasil yang Saudara dapatkan kecil, tetaplah BEKERJA karena TUHAN MENYERTAImu. Jangan meremehkan hal-hal kecil (Zak. 4:10). TUHAN berpegang pada janji-Nya, oleh sebab itu berpegang jugalah pada janji-Nya. Roh TUHAN bersama-mu, untuk itu KUATKANLAH HATIMU.

MENGAPA SAYA MENGALAMI BANYAK MASALAH? - KITAB HAGAI 1

MEMPERBAIKI PRIORITAS

Mengapa investasiku gagal? Mengapa jerih payahku tidak memberikan hasil yang memuaskan? Mengapa keuangan saya bagaikan sebuah tas yang berlubang? Inilah yang dialami orang-orang Yahudi setelah pulang dari Babel (539-520 SM). Kota Yerusalem pada saat itu sungguh sebuah kota yang tidak dapat ditinggali (Yer. 32:42-44). Tingginya biaya hidup membuat mereka patah semangat. Pembangunan kembali Rumah TUHANpun ditinggalkan sekurang-kurangnya 14 tahun. Memandang SITUASI yang sulit, mereka meninggalkan RELASI dengan TUHAN. Oleh karena resesi perekonomian yang parah, mereka memutuskan untuk berfokus pada membangun karier, bisnis dan rumah mereka masing-masing. Mereka datang pada sebuah kesimpulan bahwa BELUM WAKTUNYA untuk membangun kembali Rumah TUHAN. Kitab Hagai mengajarkan bahwa kita harus belajar BERPIKIR dengan benar. Mungkin kita teralu malas berpikir atau salah berpikir. Mereka berkata, “Sekarang BELUM tiba WAKTUNYA untuk membangun kembali Rumah. TUHAN!” (Hagai 1:2). Dalam hal apa kita berkata kepada TUHAN, “BELUM WAKTUNYA!”

Pada 29 Agustus 520 SM, TUHAN mengajukan pertanyaan, “APAKAH SUDAH TIBA WAKTUNYA bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?” (Hagai 1:4). TUHAN bagaikan bertanya, “Apakah sudah waktunya kamu membangun rumah, karier, pendidikan tetapi belum waktunya untuk mencari Aku? Apakah kamu tidak mempunyai waktu untuk-Ku?’ TUHAN memanggil mereka untuk BERPIKIR dengan benar, “Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang BERLOBANG! Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! (Hagai 1:5-7). Menurut mereka, karena mereka mengalami banyak kesulitan, maka mereka harus menunda mencari TUHAN. Namun TUHAN menegaskan bahwa justru karena mereka tidak memprioritaskan TUHAN, mereka mengalami banyak kesulitan. “Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri, … atas manusia dan hewan dan ke atas SEGALA HASIL USAHA.” (Hagai 1:10-11).

TUHAN bersabda, “Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN” (Hagai 1:8). Aku ini menyertai kamu (Hagai 1:13). TUHAN mengundang kita datang kepada Dia. TUHAN menjanjikan penyertaan-Nya. Di banding dengan nabi-nabi lain, Hagai termasuk nabi yang sangat berhasil. Misalnya, ketika nabi seperti Yesaya dan Yeremia berkhotbah, umat tidak mau mendengarkan mereka. Namun setelah mendengarkan khotbah Hagai, pada tanggal 21 September 520 SM, pekerjaan pembangunan Rumah TUHAN dilanjutkan. Rumah TUHAN tidak sekadar sebuah “tempat”. Bahkan langit dan bumipun tidak dapat memuat TUHAN (2 Taw. 6:18). Jadi, Rumah TUHAN merupakan sebuah “tempat” di mana kita mencari TUHAN dan mempelajari kebenaran-Nya setiap hari. Nah, dalam hal apa kita berkata, “TUHAN, BELUM WAKTUNYA?” Belum waktunya aku melayanimu, anakku masih kecil. TUHAN belum waktunya aku mencari Engkau setiap hari, masih banyak pekerjaan yang masih berantakan. TUHAN, belum waktunya….” Saudara, bukankah Yesus mengatakan, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan DITAMBAHKANNYA kepadamu” (Mat. 6:33). Mengapa kita mengkhawatirkan masa depan kita? Bukankah kita mesti memprioritaskan TUHAN? Bukankah Dia akan memelihara kita? Sebagai contoh, ketika Daud memikirkan TUHAN (1 Taw. 17:1), maka TUHAN memikirkan Daud dan keturunannya (1 Taw. 17:7-14). Menarik, bukan?

Jika kita tidak mencari TUHAN dengan bermeditasi dengan firman-Nya siang dan malam, Dia belum menjadi PRIORITAS hidup kita. Sesekali kita mencari TUHAN karena merasa terpaksa. Sesekali kita memikirkan Dia sebab tidak tersedia tempat bagi-Nya di dalam hati kita. TUHAN memanggil kita untuk MENCARI KERAJAAN dan KEBENARANNYA. Kita tidak hanya memperoleh pemeliharaan-Nya, tetapi Dia akan MENAMBAHKANNYA kepada kita. Ketika kita berfokus SITUASI, kita berjuang sendiri, tetapi jika kita memprioritaskan RELASI dengan TUHAN, Dia bertindak bagi kita. When situation depletes us, relationship with God flourishes us.

Apakah Doa Penting Bagimu?

Permohonan Doa

Is there a problem free life? Apakah ada kehidupan tanpa permasalahan?

Spiritual Distancing

Menguduskan Kembali Rumah TUHAN

Menolak Berdoa

Haruslah Kamu Kudus

Curahan Hati TUHAN

Apa yang dilakukan Yosafat?

Air Mata Dalam Botol Minum

Prayer: I Can Do This All Day

Kematian Bukan Sebuah Normal

Setia dalam Situasi Sulit

Ketika Masalah Bertubi-tubi

Mengapa Saya Mengalami Banyak Kesulitan - Hagai 1:1-14

TUHAN Menyentuh Kepalaku

We are What We Pay Attention to

Putus Asa? Bukan dengan Kemampuanmu

Keberanian dalam Kepemimpinan - Yosua

Serahkanlah Segala Kekhawatiranmu kepada TUHAN


Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12