Thursday 14 February 2013

THE IMPOSSIBLE (2012)



Perfilman Spanyol menghadirkan film berbahasa Inggris dengan judul Lo Impossible. Menceritakan pengalaman seorang dokter bernama Maria Alvarez bersama dengan keluarganya mengalami bencana Tsunami tahun 2004 yang menewaskan sekitar 240,000 orang.

Menurut Maria Alvarez, ia didorong oleh ombak dan ia mendengar suara getaran tembok dan kebetulan tembok tersebut pecah. Maria mengatakan banyak yang meninggal dunia karena terperangkap dalam tembok yang tidak pecah. Quique, suami Maria menceritakan bahwa ia menangis saat tidak melihat istri dan anak-anaknya kemudian ia berpikir "untuk apa menangis toh juga tidak ada yang menghibur dirinya" kemudian ia mendengar suara teriakan Thomas, anaknya yang berumur 8 tahun yang sedang bergantung di atas pohon. Ia mengira hanya dirinya dan Thomas yang selamat. Sekitar 40 menit kemudian ia mendengar suara teriakan Simon (berumur 5 tahun) yang juga sedang berpegang erat pada sebuah pohon. 


Lucas, anak Quique yang berumur 10 tahun berkata bahwa di saat ia mendengar teriakan ibunya ia langsung melompat ke dalam kolam renang. Ia tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya mungkin karena pingsan, ia hanya ingat setelah itu ia bertemu dengan ibunya. Kemudian Maria dan Lucas menyelamatkan seorang anak batita yang bernama Daniel. Mereka bertiga diselamatkan oleh masyarakat setempat dan dibawa ke rumah sakit terdekat yang sudah penuh dengan korban bencana. Lucas berupaya memberikan bantuan kepada korban yang mencari anggota keluarga mereka di tengah kesibukan rumah sakit. Setelah ibunya dioperasi, Lucas menangis sedih karena tidak dapat menemukan ibunya akibat kesalahan dari pihak rumah sakit. Seorang perawat menolong Lucas hingga akhirnya berhasil menemukan ibunya yang sudah dalam kondisi sangat lemah. Setelah pencarian selama berhari-hari di antara mayat maupun rumahsakit akhirnya Quique berhasil menemukan seluruh anggota keluarganya.[1]
 
Bayona, sutradara Lo Impossible mempresentasi film ini dengan berbagai adegan yang mungkin mengerikan bagi sebagian orang dan membuat banyak orang menangis merasakan kepedihan, kesedihan dan ketakutan dari para korban. Mungkin Anda perlu menyediakan tissue pada saat menonton dan menurut saya popcorn tidak akan dibutuhkan di saat menonton film ini.
Keluarga Quique

Monday 11 February 2013

A CHRISTMAS CAROL (2009)



Christmas Carol (2009) yang diadaptasi dari novel karya Charles Dickens dan dibintangi oleh Jim Carrey ini mengisahkan seorang kaya bernama Ebenezer Scrooge. Sutradara, Robert Zemeckis membuat film tersebut dalam bentuk animasi 3 dimensi. Ketika saya pertama menonton film ini saya teringat dengan Christmas Carol (1983) yang saya tonton bersama putra saya di mana Mickey Mouse berperan sebagai Bob Cratchit dan McDuck sebagai Scrooge.


Ebenezer Scrooge (Jim Carrey) adalah seorang yang telah membangun kariernya dari hasil kerja kerasnya bersama dengan rekan bisnisnya Jacob Marley yang telah meninggal dunia. Scrooge tidak mengizinkan pegawainya yang dibayar dengan gaji sangat kecil untuk pulang lebih awal dan merayakan malam natal bersama keluarganya. Menurut Scrooge perayaan natal merupakan suatu pemborosan. Dia juga menolak untuk makan malam bersama dengan keponakannya. 


Nah, pada malam natal tahun 1843, Scrooge dikunjungi oleh roh Jacob Marley yang diikat dengan rantai-rantai yang berat. Marley mengatakan bahwa rantai-rantai yang mengikat dirinya merupakan akibat dari perbuatan-perbuatannya pada masa hidupnya. Ia meminta Scrooge untuk bertobat jika tidak rantai-rantai yang mengikatnya pasti akan jauh lebih berat yang yang ia harus pikul selamanya. Pengalaman Scrooge mengingatkan saya tentang perumpamaan Yesus mengenai seorang kaya dan Lazarus yang miskin dan menderita dalam kekurangan. Namanya (Lazarus) disebut karena dia dikenal, dihargai dan dikasihi sehingga ia dapat menikmati kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang kaya tersebut, namanya tidak disebut menandakan dirinya tidak signifikan, tidak penting, tidak berarti dan tidak dikenal. Dalam hal ini, tidak dikenal sama dengan “disampahkan” alias “dibuang” atau dicampakkan ke dalam api yang menyala-nyala.


Scrooge dikunjungi oleh “roh” masa lalu, masa kini dan masa lalu dalam hidupnya. Hidup manusia bukan hanya terdiri dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dan berlalu begitu saja melainkan setiap peristiwa saling berkaitan dan mengandung makna yang signifikan di dalam keabadian. Sebab TUHAN yang adalah Yang Awal dan Yang Akhir merupakan TUHAN masa lalu, TUHAN masa kini dan TUHAN masa depan hidup kita. Hidup manusia tidak didesain untuk hidup bagi dirinya sendiri tetapi juga memiliki peran bagi sesama.

Menurut saya, Bob Cratchit merupakan tokoh yang sangat istimewa.  Dia telah bekerja dengan setia untuk Scrooge selama bertahun-tahun dengan harga yang kecil. Kehidupan Bob didepiksi sepertinya tidak berarti, tidak penting, tidak berdampak namun sebenarnya hidupnya sangat berarti bagi orang-orang disekitarnya. Memang tokoh seperti Bob tidak berharga di dunia ini sebab dia hanya seorang pekerja bergaji rendah yang bodoh (menurut pandangan dunia), yang harus bekerja keras menghidupi keluarganya. Ia bahkan tidak mampu membiayai pengobatan untuk anaknya yang cacat maupun memberikan makan malam yang lezat untuk keluarganya di malam natal. Ia harus bekerja sepanjang tahun tanpa hari libur. Walaupun demikian ia tetap mempunyai pandangan yang positif tentang bosnya. Ia bahkan mengucap syukur dan berdoa bagi bosnya yang kikir. Menurut orang-orang mungkin hidup Bob sangat pahit tetapi tidak demikian bagi dirinya. Orang seperti Bob merupakan orang yang disaat dilukai oleh orang lain namun ia tidak melukai dirinya sendiri. Seringkali yang membuat seseorang sangat menderita adalah ketika ia dilukai oleh seseorang, pikirannya akan secara terus-menerus menyiksa dirinya sendiri dengan “kepahitan” sehingga ia akan mengalami “luka parah” (berdarah-darah). Mungkin Bob miskin, bodoh, tidak berharga, tidak berguna bagi dunia tetapi dia termasuk orang yang “berbahagia” seperti yang diungkapan oleh Yesus. (Berbahagialah orang yang miskin, yang lemah lembut, pecinta damai). 



Setiap perbuatan kita berdampak pada kehidupan diri kita sendiri dan orang lain. Baik kita sadari maupun tidak, perkataan maupun perbuatan kita dapat mempengaruhi orang lain. Benar bahwa kita tidak mungkin menjadi sempurna dalam segala perbuatan dan perkataan kita tetapi yang patut kita renungkan adalah yang mana yang lebih banyak yakni orang-orang yang hidupnya “dibangunkan” oleh kita atau justru “dihancurkan” oleh kita. Apakah hidup kita membuat orang lebih bersemangat, lebih giat belajar, lebih loyal atau malah menambah kebencian, kedengkian, kejengkelan, kepahitan dan ketakutan pada “uang” dan “kuasa” kita? Apakah kita mengembangkan potensi dan keyakinan pada diri orang lain atau membuat orang lain semakin tidak percaya diri? Apakah diri kita ditakuti atau disegani dan dihormati? Apakah kita berbagi suka, duka dan pujian atau merampas segala suka dan pujian untuk diri sendiri dan membebani orang lain dengan duka?




Sunday 3 February 2013

CHINESE NEW YEAR DRAMA 2013

What should I write for this Chinese New Year Drama? I was thinking of this during my one hour Batam - Tanjungpinang journey. Finally, I thought of presenting a drama entitled BCS. Again, the script was written in a hurry... phew.. There were two friends named Potong Lembu (Yohanes) and Bakar Batu (Crisna) visiting Batam for Chinese New Year. As both of them approaching the harbour, two ticket-salespersons (Amelia & Herphin) were shouting their Vessel names calling them to purchase their tickets. One shouts "Lamala" whilst the other shouts "Pergilah" which was eventually edited by Yohanes to "Barunaik" which I find quite interesting (I call it great editing). Before departing they had to meet a very interesting boy (Christnando). His acting was really very funny. This year, most interesting parts focus more on their acting skills, which is really very challenging.

Nagoya (Sisilia) whom just returned from Singapore wanted to go shopping at BCS (Batam City Square) while her friend Jodoh (Nana) preferred going to Kepri Mall. Batu Aji (Aviel) also wanted to go to BCS. Jodoh was puzzled why everyone preferred BCS. Upon the arrival of Potong Lembu and Bakar Batu, Potong Lembu explains that BCS is known for its sexy ladies as its stands for "Banyak Cewek Seksi" meaning lots of sexy ladies.

Another scene acted by Christnando and Daniel demonstrates how bad and inconsiderate some Batamese choose to park their cars. Another scene portrayed how competitive shops are in Batam. Pirated DVD seller (Herphin) presents his wonderful acting. This time, he no longer acts as pretty lady as this role as been assigned to Howard (I was surprised that he is willing to take the role). His mom even bought him a wig. I love Herphin's way of saying "Achak... Achak... Achak...).

Sherly, Karren and Ryan act as shopper confidently. Unfortunatly, Jane who can act very well cannot continue her act since she is not in Batam on that particular day. However, Sherly, Karren and Ryan's willing to act as shoppers are indeed great helpI believe the way they walk and smile adds joy to the audience. Howard looks really pretty in his wig. He is really very confident in playing his role. He will bring much smile to everyone present. In fact, I do not intend for this scene, however since, most teenagers want it and Howard himself willing to play the role, I am more than happy to fit in.

Then the dress-seller (Ina) has a very sweet voice. The way she acts surprises me. She is really very confident and play her role lively. Then the pirated-game seller (Amelia) presents her pirated games so encouragingly, attracting buyers to buy her games. The book-seller (Hanna) is another breakthrough. She can speak so fast that surprises everyone on the scene.

The drama presents that BCS is not Banyak Cewek Seksi, nor Bini Cari Suami, Batam Cari Sensasi but it is Believe in Christ's Salvation.
 

Special thanks to 
Producer (Kevin) who did much in arranging the rehearshals.   
Director (Ellen) who provided some cheese to the dialogue
Choreographer (Seanne) who improvises the actors and actresses
Music Editor (Hendry Wibowo) who chose the soundtracks and designed the trailer.    
Script Editor (Yohanes) who joins the acting crew. His acting is splendid.
Camerman (Simon) who helps videoing as well as designing the two cars assisted by others. He also designed the movie posters and banners.

 

SENTUHAN KASIH DI MOMEN IMLEK




Perayaan “春节” (baca chun jie) atau lebih dikenal dengan sebutan “imlek” lebih tepatnya “festival musim semi” dimulai dengan berkumpul bersama anggota keluarga. Setiap anggota keluarga mengharapkan pembaharuan dan berkat dari Yang Maha Kuasa “上帝” (baca shang di). Biasanya ibu akan memasak makanan yang banyak untuk dinikmati sekeluarga. Makanan tersebut merupakan pertanda “kasih” atau sebut saja dengan “love-feast” (baca perjamuan kasih). Pada saat keluarga berkumpul di meja makan, ayah akan memulai memberikan lauk kesukaan ibu kepada ibu sambil mengucapkan doa berkat. Ayah juga memberikan lauk kepada anak-anak lainnya setelah itu dilanjutkan oleh ibu untuk memberikan lauk ke piring anak-anak sambil mengucapkan doa berkat seperti “新年进步” (baca xin nian jin bu – semakin maju di tahun baru), “身体健康” (baca shen ti jian kang – tubuh yang sehat). “除夕” (baca chu xi – sehari sebelum imlek) merupakan hari bahagia bagi keluarga untuk berkumpul, berbagi cerita, saling menguatkan, saling menghibur, saling memberkati, saling mendoakan. Ini merupakan momen yang sangat menghangatkan atau momen yang penuh dengan sukacita.

Setelah makan malam, orangtua memberikan “红包” (baca hong bao) kepada anak-anak sebagai ucapan doa berkat buat anak-anak. Orangtua mengharapkan doa mereka didengarkan oleh “上天” (baca shang tian) TUHAN Yang Mahatinggi. Harapan orangtua bagi anak-anak adalah semoga putera-puteri mereka dilindungi, diberkati, dijaga dan diberikan masa depan yang cerah oleh Yang Mahatinggi. Dan Ang Pao merupakan doa berkat dan tanda kasih sayang mereka untuk anak-anak atau saya akan menyebutnya dengan “love-blessings” (baca berkat kasih).

Di momen imlek, sanak famili dan sahabat akan saling mengunjungi untuk saling memperhatikan, menanya kabar dan saling mendoakan. Menurut saya “拜年” (baca bai nian) atau lebih dikenal dengan kata “pai cia” lebih baik digantikan dengan “kunjugan kasih” (love-visit). Kiranya momen saling mengunjungi menjadi momen “pertemuan jiwa dengan jiwa” (baca soul meeting soul fellowship).

Imlek “Chinese New Year” yang seringkali dibumbui dengan takhyul, rasa takut pada monster nian, pantangan (seperti tidak boleh menyapu, harus mengenakan pakaian merah) dapat diberikan “pemaknaan baru” menjadi momen yang penuh kehangatan, kasih sayang, perhatian, persahabatan dan keramahtamahan.

Kekuatan Kelemahlembutan - Bilangan 12